Hidayatullah.com–Wakil kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyah hari Kamis (24/09/2015) menyerukan pemerintah Mesir menghentikan proyek “terusan air” dengan menggali wilayah perbatasan Jalur Gaza karena hal itu bertujuan menghancurkan terowongan bawah tanah yang digunakan akses lalu lintas barang sebagai jalur alternative karena Jalur Gaza diblokade.
Pernyataan ini disampaikan Ismail Haniyah dalam khutbah Hari Idul Adha di wilayah Zannah di timur kota Khan Yunis.
“Berangkat dari cinta kami katakana kepada saudara-saudara di Mesir, hentikanlah proyek terusan air yang membayakan dan merugikan lingkungan air dan infr struktur bahkan merusak sejarah dan bangsa Mesir yang berimbas kepada Palestina,” ujar Ismail dikutip PIC.
Ia mempertanyakan, justru tidakan penggalian terusan itu akan membahayakan Jalur Gaza yang memiliki terowongan bawah tanah yang akan rusak. Jalur Gaza yang diblokade dan membangun terowongan sebagai alternative seharus dihormati. Apakah Mesir ingin mengubah Jalur Gaza menjadi dikelilingi oleh terusan air dalam tanah.
Seperti diketahui, militer Mesir sejak Jumat (11/09/2015) pagi telah mengguyurkan air laut yang cukup banyak melalui pipa yang sudah dipasang sebelumnya di sepanjang perbatasan Mesir – Jalur Gaza. Pipa yang diatur sedemikian rupa itu didesain untuk merusak terowongan bawah tanah.
Sejak Oktober lalu, pemerintah Mesir membangun kawasan bebas terowongan di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza, tepatnya di kota Rafah sejauh 2 KM dengan dalih memerangi terorisme.
Padahal Hamas, faksi terbesar di Jalur Gaza ingin menjaga hubungan strategi dengan Negara-negara Arab dan Islam dan tidak ingin intervensi urusan dalam negeri Negara lain, namun juga tidak ingin membela Negara lain yang akhirnya menjauhkan Hamas dari perlawanan dengan Israel .
Haniyah juga meminta agar empat warga Palestina yang diculik di Sinai dikembalikan bulan lalu saat meninggalkan Jalur Gaza melalui perlintasan Rafah. Haniyah menyebut Mesir ikut bertanggungjawab atas hal tersebut.
Pada 18 Agustus lalu sekelompok orang bersenjata tak dikenal menculik 4 warga Palestina di wilayah utara Sinai Mesir setelah kendaraan bus yang mereka tumpangi ditembak saat hendak ke bandara Mesir. Sampai saat ini nasib mereka masih belum jelas.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dalam khutbahnya, Haniyah menyerukan faksi-faksi Palestina untuk bersatu membentuk pemerintahan persatuan nasional dan mengatur urusan dalam negeri Palestina.
Haniyah juga meminta otoritas Palestina berhenti dari koordinasi keamanan dengan Israel di Tepi Barat serta memberikan keleluasaan perlawanan Palestina membela Masjid Al-Aqsha dan Al-Quds.
Koordinasi keamanan adalah satu kesepakatan turunan dari kesepakatan Oslo yang diteken oleh PLO dengan Israel di tahun 1993 yang berisi tentang pertukaran informasi antara keamanan Palestina dan Israel untuk menangkap warga Palestina manapun yang melakukan tindakan merugikan Israel.*