Hidayatullah.com–Sekitar 100 ribu warga Palestina menunaikan shalat jumat pertama di Ramadhan di Masjidil Aqsha meski Zionis-Israel menerapkan prosedur keamanan ketat di Kota Al-Quds.
Pasukan Israel membangun perlintasan-perlintasan militer di jalan-jalan menutu Kota Lama dan melakukan pemeriksaan ketat identitas penduduk dan jamaah.
Khatib Masjid Al-Aqsha Syekh Yusuf Abu Asninah memberikan ucapan selamat atas hadirnya bulan Ramadhan dan bisa shalat di masjid Al-Aqsha meski banyak derita dan pesakitan akibat Israel mengalangi mereka.
Ia juga menyebutkan dalam khutbahnya tentang kelemahan umat Islam yang mendorong Israel penjajah menguasai tanah Palestina. ia mengajak umat Islam berpegang teguh dengan agama Allah karena itu jalan menunju kemuliaan dan kekuasaan kembali Islam.
Ia mengajak umat Islam agar menarik datanya dari bank-bank Eropa karena mereka mendukung Israel.
Khatib Al-Aqsha juga mengajak membebaskan tawanan dari penjara Israel dan mengajak warga Palestina bersabar dan terus bertahan.
Di sisi lain, penjajah Zionis hari Kamis (09/06/2016) memberitahukan warga Palestina di Jalur Gaza bahwa seluruh koordinasi dengan kawasan terblokade, termasuk izin yang membolehkan warga Gaza shalat di Masjidil Aqsha, telah dicabut.
Perintah ini merupakan instruksi jika Penjajah Zionis mencabut seluruh koordinasi dengan Jalur Gaza selama bulan suci Ramadhan. Pencabutan itu juga akan mengakhiri kunjungan mingguan para lansia Palestina dari Jalur Gaza ke Masjidil Aqsha Baitul Maqdis selama Ramadhan, yang diterapkan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata yang mengakhiri invasi ‘Israel’ atas Gaza 2014 lalu.
Sampai hari ini, Zionis-Israel memberikan kebiajakan ketat jemaah yang mau shalat di antara harus melewati puluhan ceck-point dan hanya membolehkan laki-laki tua, di atas usia 45 tahun (lansia).
Menurut Harian Anadolu Agency, Israel melarang kaum laki-laki di atas usia 45 tahun masuk ke Al-Quds padahal memiliki dokumen resmi. Sampai hari ini, masih banyak kaum Muslim Palestina yang dilarang masuk ke Masjidil Aqsha karena izin masih dikendalikan Zionis-Israel.*