Hidayatullah.com–Setelah melakukan serangan berdarah atas kapal Mavi Marmara, sehinga merenggut nyawa 9 aktivis dan melukai puluhan orang, kini Israel lewat Walikota Haifa, Yona Yahav, mengusulkan agar kapal pembawa bantuan kemanusiaan itu dijadikan hotel terapung.
Israel menyerang dan menahan kapal Mavi Marmara akhir Mei lalu dan menempatkannya di Pelabuhan Haifa dengan pengawasan ketat pasukan militer dan AL Israel.
Setelah menyerang armada yang mengangkut bantuan kemanusiaan itu, Israel berjanji akan mengirimkan bantuan itu ke Jalur Gaza, namun tidak menyebutkan apa yang dilakukannya terhadap kapal Turki itu.
Menurut berita koran Israel, Maariv, yang dikutip Al Arabiya (8/7), Walikota Haifa memutuskan untuk tidak menunggu keputusan Israel atas nasib kapal itu dan mengirimkan surat kepada Kementerian Pertahanan Israel yang meminta agar kapal disita dan mengubahnya senjadi sebuah obyek wisata.
Walikota Yona Yahav meminta agar kepemilikan kapal dilimpahkan kepada pemerintah setempat agar bisa diubah menjadi hotel terapung.
Ia mengatakan “yakin bahwa Haifa, yang menjadi kota model untuk koeksistensi Arab-Yahudi, pantas menjadi tuan rumah bagi kapal itu, yang akan menjadi sebuah simbol harapan dan toleransi internasional.”
Televisi Al Arabiya mewawancarai seorang kameraman Arab yang mengatakan bahwa banyak pasangan pengantin baru yang mendatangi kapal itu untuk mengambil foto, karena kapal tersebut menjadi simbol terkenal.
Pasangan Arab yang berpose dekat kapal menganggap kapal tersebut telah menjadi simbol kebanggaan dan keberanian para aktivis yang berusaha menuju Gaza dalam misi kemanusiaan. Mereka berfoto di sana sebagai kenang-kenangan.[di/imc/arb/hidayatullah.com]