Hidayatullah.com–Doktor Bilal Philips, dai kelahiran Jamaika – warga negara Kanada yang cukup terkenal di Amerika dan Eropa berkunjung ke Indonesia awal Januari ini.
Dr. Bilal menggandeng Ustadz Yusuf Mansur, dai Indonesia yang terkenal lewat dakwah sedekahnya, untuk membuka program perguruan tinggi Islam berkelas internasional yang berbasis internet.
Atas izin Allah, wartawan hidayatullah.com, Surya Fachrizal Ginting berkesempatan mewawancarai dai kelahiran 1947 ini. Wawancara berlangsung santai dan akrab serta diiringi diskusi-diskusi ringan. Berikut petikannya.
Apa kegiatan Anda di Indonesia kali ini?
Kegiatan utama saya adalah untuk mendukung proyek penerjemahan untuk Islamic Online University dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Universitas berbasis internet yang mengajarkan syariat dan dakwah sesuai manhaj Universitas Islamiyah Madinah.
Penerjemahan ini kami lakukan supaya pesan dan dakwah bisa menjangkau lebih luas lagi.
Sebenarnya sudah ada sejumlah orang Indonesia yang ikut program IOU ( yang bahasa pengantar utamanya Bahasa Inggris). Karena penguasaan Bahasa Inggris di negeri rendah, IOU tidak bisa diakses banyak orang.
Selain Bahasa Indonesia, kurikulum IOU diterjemahkan ke bahasa apa lagi?
Saat ini juga sedang diterjemahkan ke Bahasa Rusia, ke Bahasa Swahili untuk kawasan Afrika Timur. Kita juga berencana menerjemahkannya ke Bahasa Prancis, juga ke Bahasa China.
Jadi kami akan membuat IOU bisa diikuti oleh sebanyak mungkin orang dari berbagai bahasa. Karena tujuan kita adakah untuk merubah keadaan sebuah bangsa, umat Islam ini, dengan pendidikan.
Pihak atau organisasi mana yang akan menerjemahkan kurikulum IOU ke Bahasa Indonesia?
Organisasi yang siap menerjemahkan kurikulum IOU ke Bahasa Indonesia adalah Daarul Qur`an (pimpinan Ustadz Yusuf Mansur). Universitas Muhammadiyyah Sukabumi juga telah mengadopsi kurikulum kami.
Apakah IOU bekerjasama dengan Universitas Islamiyah Madinah UIM?
Saya terhubung dengan ikatan alumni UIM, dan mayoritas pengajar kita adalag lulusan UIM.
Apakah IOU didanai oleh UIM atau Pemerintah Arab Saudi?
Ini biaya sendiri, kami tidak menerima dana dari pemerintah mana pun.
Bukankah IOU gratis?
Untuk program diploma gratis. Tapi untuk program isarjana (S 1) dikenakan biaya. Tapi biayanya sangat rendah, hanya USD 120 dolar per tahun. Dan kita juga punya program master.
Karena ini berbasis internet, bagaimana IOU mengukur pemhaman para mahasiswanya yang tersebar jauh ini?
Sebenarnya jarak para pengajar dengan mahasiswa tidak sejauh yang dibayangkan. Coba kita bayangkan seperti ini, jika Anda berada di ruang kuliah yang berisi seratus mahasiswa, seberapa dekat Anda dengan dosen itu. Bisa tidak kita minta dosen itu untuk mengulang pelajaran untuk Anda sendiri? Tentu tidak.
Tapi dengan sistem onilne, Anda berhadapan dengan pengajar dan Anda bisa memutar ulang sebuah pelajaran berkali-kali hingga Anda benar-benar paham.
Jadi itu rekaman pelajaran?
Ya, rekaman video. Selain itu juga ada pelajaran langsung tatap muka selama 1,5 via internet dengan seorang asisten dosen, dan Anda bebas bertanya tentang pelajaran tersebut. Jadi Anda akan mendapat pelajaran rekaman dan juga pelajaran tatap muka.
Dan Anda juga akan dites pada setiap pelajaran yang Anda ikuti. Anda bisa mengunduh setiap buku dan materi kuliah gratis.
Jika di kuliah biasa, Anda hanya akan dites di akhir semester, tapi di IOU Anda akan dites pada setiap pertemuan.
Suatu waktu juga akan ada pertemuan dan diskusi online antara mahasiswa dari seluruh dunia yang dipandu seorang pengajar. Ini model pembelajaran yang jauh lebih interaktif dibanding di tempat kuliah biasa.
Dari mana Anda mendapat metode belajar seperti ini?
Ini namanya learning management system (LMS) yang telah ada lebih dari sepuluh tahun. Dulunya sistem ini mahal sekali, tapi pada sekitar tahun 2005 beberapa pendidik di Amerika menggratiskan sistem ini. Jadi, Alhamdulillah.
Jadi, kapan IOU Bahasa Indonesia akan mulai beroperasi?
Kami harap setahun dari sekarang sudah siap. Jika kurikulum untuk program 1,5 tahun sudah diterjemahkan, maka kami akan mulai.
Tapi itu juga tergantung seberapa cepat kerja para penerjemah. Setidaknya kita akan mulai pada bulab September tahun 2014 ini.
Anda dikenal sebagai dai salafi yang berdakwah di negara-negara Barat, bagaimana respon masyarakat Barat?
Barat memandang dakwah salafiyyah sebagai sumber terorisme. Jadi Barat akan mempromosikan ajaran Sufi, Ahmadiyah, Baha’i, Syi’ah, atau hal lainnya. Itu kenyataannya. Tapi semua hal itu tidak menghentikan dakwah salafiyyah.*