ACARA Muslim United ke-2 yang diadakan di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta lalu dipindahkan ke Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, menjadi magnet bagi pemuda-pemudi dari berbagai penjuru daerah.
Mereka yang ingin mengaji atau belajar agama berbondong-bondong datang ke tempat ini. Bukan hanya dari dari Indonesia beberapa peserta datang dari luar negeri. Salah satunya Lia, peserta dari Kuala Lumpur, Malaysia.
Jauhnya jarak Kuala Lumpur – Yogyakarta tidak menjadi halangan bagi Lia untuk hadir di Muslim United ke-2 ini. Berbeda negara dan kebangsaan bukan rintangan berarti. Apalagi tema acaranya “Sedulur Saklawase” yang berbahasa jawa, juga tidak masalah baginya.
Berhubung ia orang Malaysia, kami mencoba menanyakan apakah Lia mengerti dengan tema ini, “Tahu, Mas. Saya Google for the firs time, (artinya) ‘saudara selamanya’,” ujarnya kepada hidayatullah.com, Jumat (11/10/2019) saat acara masih berlangsung di Masjid Gedhe.
Ia pun memakai panggilan “Mas” untuk menyesuaikan diri selama berada di Kota Gudeg ini.
Nama lengkapnya Muliana binti Laribe, wanita berumur 26 tahun ini asli warga Malaysia. Ia melihat semangat anak muda belajar di majelis ilmu membuatnya tergerak untuk membeli tiket penerbangan Kuala Lumpur ke Yogyakarta.
“Saya suka semangat anak muda yang boleh (bisa, red) berkumpul bersama mengadakan majelis ilmu dimana saya tidak berpeluang dan tidak pernah mengikuti acara begini secara besar-besaran. Saya ingin merasai sendiri hadir ke acara seperti ini. Saya ingin berada di jalan anak-anak muda yang membangkitkan semangat seorang Muslim,” ujarnya membicarakan motivasinya datang jauh-jauh.
Lia adalah seorang accountant assistant dan private tutor di Kuala Lumpur. Ia sudah lama bertekad untuk ‘ngaji’ ke Indonesia. “Niat saya lillahi Ta’ala. Demi mencari ridha Allah,” tambah Lia, menjelaskan perihal niatnya mengikuti acara ini.
Baca: FUI Yogyakarta: Muslim United Bentuk Kepedulian Anak-anak Muda
Akhir-akhir ini, fenomena kaum muda yang hijrah dan semangat ngaji atau belajar agama memang sedang mewarnai generasi muda Indonesia. Berbagai acara ngaji atau belajar agama semarak diadakan secara kreatif dimana-mana. Termasuk kegiatan Muslim United ini.
Menurut Lia, fenomena seperti ini jarang di Malaysia. Pelajaran agama di sana biasa hanya diadakan di ruang-ruang kelas atau kuliah. Ia sendiri sudah terbiasa mendengar penceramah-penceramah dari Indonesia di Youtube. Dengan acara Muslim United ini ia bisa langsung mendengar ceramah mereka.
Banyak ustadz Indonesia yang ia suka dengar ceramahnya, bahkan ia menyebutkan satu per satu mereka. “Ustadz Abdul Somad, Ustadz Hanan Attaki, Ustadz Adi Hidayat, Ustadz Felix Siauw, Ustadz Handy Bonny, dan Ustadz Das’ad Latif,” ujarnya.
Menariknya, ada nama Ustadz Das’ad Latif di daftar ustadz yang ia sering dengar. Ustadz yang satu ini sering menyampaikan ceramahnya dengan bahasa Bugis.
Bagaimana Lia bisa memahami isi ceramah ustadz kondang asal Sulawesi Selatan itu?
“(Saya) paham bahasa Bugis karena nenek saya berasal dari Sulawesi selatan. Alhamdulillah paham sekali bahasa Bugisnya,” ujar Lia tentang asal usulnya.
Baca: Hannan Attaki: Jadikan Persaudaraan sebagai Pola Pikir, Rasa, dan Selera
Lia sendiri mendapatkan informasi acara Muslim United ini dari media sosial. Menurutnya sudah lama ia ingin mengikuti acara ini.
“Saya tahu dari akun Instagram Muslim United. Follow dari tahun lepas Muslim United 1, tapi tidak sempat join kerana tahu selepas Muslim United 1 diadakan,” katanya.
Lia sangat bersyukur karena dapat dimudahkan untuk menghadiri acara Muslim United ini. Sebagai tempat menambah ilmu agamanya. Selain itu ia bukan hanya peserta, ia juga menjadi panitia yang ditugasi membantu tim media dan tim manajemen file di kepanitiaan Muslim United ini.
“Alhamdulillah ada sahabat yang jadi panitia di Muslim United ini yang direct message saya di Instagram untuk confirmation date acara. Langsung ditawari menjadi volunteer,” ujar Lia.
Jumlah panitia acara Muslim United sendiri lebih dari 1.000 yang terdiri dari berbagai ormas Islam dan elemen masyarakat.
Lia berharap semoga acara seperti Muslim United ini dapat konsisten dan bisa membimbing anak-anak muda dari semua daerah kemudian beraktivitas kesadaran karena Allah.
“Yang paling pasti semoga anak-anak Malaysia boleh (bisa) mengambil inisiatif dan iktibar dari program semacam ini,” ujar Lia semangat.
Muslim United kedua ini berlangsung sejak Jumat (11/10/2019) hingga Ahad (13/10/2019). Setelah tidak mendapat izin dari pihak Kraton, acara dipindahkan ke Masjid Jogokariyan sejak hari kedua, Sabtu (12/10/2019) sore pukul 15.00 WIB.* Rofi Munawwar