ORANG-orang yang melakukan percakapan lebih dari 15 jam sebulan dengan menggunakan telepon seluler, memiliki tiga kali kemungkinan munculnya kanker otak, kata satu penelitian terbaru.
Ilmuwan Prancis mengatakan, kalangan profesional bisnis dan penjualan adalah orang-orang yang sangat beresiko. Mereka banyak melakukan perjalanan dan pertemuan, serta berkomunikasi dengan klien dan pimpinan secara terus-menerus.
Sementara umumnya orang lain rata-rata sekitar dua setengah jam setiap bulan berbicara di ponsel mereka. Eksekutif yang sibuk dapat dengan cepat mencapai angka yang jauh lebih tinggi dalam menelepon.
Mereka kemungkinan memiliki sekitar 900 jam penggunaan ponsel selama karier mereka sehingga sangat rentan berkembanganya tumor otak.
Dilaporkan Daily Mail, Selasa (13/5/2014), para peneliti menarik kesimpulan dari studi terhadap 253 kasus tumor otak dan 194 kasus tumor jinak yang dilaporkan di Prancis antara tahun 2004 dan 2006.
Hasil studi itu kemudian dicocokkan terhadap 892 orang yang sehat dalam upaya untuk menemukan perbedaan antara dua kelompok.
Dari penelitian itu didapati risiko tiga kali lebih tinggi terhadap mereka yang menggunakan ponsel secara intensif dibandingkan mereka yang menggunakannya jauh lebih sedikit.
Munculnya risiko tersebut dengan durasi penggunaan telepon berkisar selama dua dan 10 tahun, atau rata-rata lima tahun.
Penelitian dari Universitas Bordeaux tersebut, yang kemudian diterbitkan dalam jurnal British Occupational and Environmental Medicine, adalah bukti terbaru terhadap bahayanya terlalu banyak menggunakan ponsel.
Ini yang menjadi alasan Priartem, kelompok LSM Prancis, menyerukan aturan ketat dalam penggunaan gelombang elektromagnetik.
Janine Le Calvez, presiden kelompok itu, mengatakan kepada surat kabar Le Parisien, “Berapa banyak lagi bukti diperlukan sebelum kita memulai langkah-langkah perlindungan yang nyata bagi penduduk, terutama untuk anak-anak yang mulai menggunakan ponsel sejak usia 13?”
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Penelitian Kanker telah menggolongkan gelombang elektromagnetik, termasuk jenis yang dipancarkan oleh ponsel, sebagai ‘kemungkinan penyebab kanker’.
Tapi Roger Salamon dari lembaga ISPED yang melakukan penelitian tersebut mengatakan, “Tidak ada alasan untuk panik. Ini tidak berarti setiap orang yang menggunakan ponsel akan mendapatkan tumor otak.”
Penelitian itu sendiri menyatakan, “Sulit untuk menentukan tingkat risiko, terutama karena teknologi ponsel terus berkembang.”
Disebutkan, evolusi yang cepat dari teknologi telah menyebabkan peningkatan yang cukup besar dalam penggunaan ponsel dan secara paralel terdapat penurunan (gelombang radio intensitas) yang dipancarkan oleh ponsel.
“Studi mempertimbangkan perkembangan terakhir ini, tetapi tetap diperlukan dilakukan pengamatan jangka panjang untuk efek potensialnya,” kata peneliti.*