Hidayatullah.com — Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher prihatin dengan tingginya kasus Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Indonesia. Kementerian Kesehatan melaporkan, jumlah kasus AIDS mengalami peningkatan 22,78% dari 7.036 pada 2019 menjadi 8.639 pada 2020.
“Tingginya kasus AIDS di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Bahkan untuk periode Januari-Maret 2021 saja sudah ada 1.607 kasus AIDS yang dilaporkan. Strategi Fast Track 90-90-90 yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2017 belum berdampak signifikan terhadap turunnya angka penderita AIDS,” Kata Netty dalam keterangan media, dikutip Jumat (03/12/2021).
Sejak tahun 2017 pemerintah telah mencanangkan strategi Fast Track 90-90-90 yang meliputi percepatan pencapaian 90% orang yang mengetahui status HIV melalui tes atau deteksi dini; 90% dari ODHA yang mengetahui status HIV memulai terapi ARV; 90% ODHA dalam terapi ARV berhasil menekan jumlah virusnya sehingga mengurangi kemungkinan penularan HIV, serta tidak ada lagi stigma dan diskriminasi ODHA.
Netty mendorong agar pemerintah terus menggalakkan kampanye kesehatan reproduksi terutama untuk kalangan anak muda.
“Terus galakkan kampanye kesehatan reproduksi bagi remaja, say no to free sex, say no to nikah dini, say no to drugs dan sebagainya. Untuk mengantisipasi AIDS, perlu juga ada sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, komunitas, dan masyarakat sipil sehingga menghasilkan kebijakan yang mempermudah akses terhadap layanan kesehatan.” katanya.
Berdasarkan laporkan Kemenkes, kasus AIDS di Indonesia didominasi kelompok umur 20-29 tahun dengan persentase tertinggi (31,9%), kemudian diikuti kelompok umur 30-39 tahun (31,3%), 40-49 tahun (14,2%), dan 50-59 tahun (5,5%).
“Jika tidak segera ditekan, tingginya kasus AIDS di kalangan anak muda ini akan mengancam upaya untuk mewujudkan Indonesia sehat dan Indonesia emas tahun 2045. Suluh, Temukan, Obati dan pertahankan (STOP) jangan hanya jadi slogan yang nyaring terdengar di kalangan masyarakat perkotaan. Akan tetapi, juga harus mampu sampai dan menyentuh level terbawah masyarakat khususnya di desa-desa yang luput dari perhatian” ungkapnya.*