Hidayatullah.com—Sebanyak 50 persen penduduk Malaysia setidaknya menderita satu penyakit tidak menular (NCD) yaitu tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi.
Menurut Menteri Kesehatan Malaysia Dr Zaliha Mustafa, temuan tersebut merupakan hasil National Health and Morbidity Study (NHMS) 2019, dimana prevalensi diabetes di Malaysia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara, tulis Bernama.
Ia menjelaskan, penelitian tersebut juga menunjukkan Malaysia mencatat peningkatan kasus diabetes yang signifikan dari 11,2 persen pada tahun 2011 menjadi 18,3 persen pada tahun 2019.
Diabetes menimbulkan berbagai komplikasi pada penderitanya. “Seseorang dengan diabetes berisiko terkena penyakit jantung, stroke, kerusakan saraf, kerusakan mata, dan gagal ginjal.”
Laporan National Diabetic Registry (2020) menemukan 10,6 persen penderita diabetes mengalami kerusakan mata, 5,86 persen menderita penyakit jantung, dan 1,79 persen menderita stroke. Sebanyak 14,38 persen menderita gangguan fungsi ginjal.
Laporan Rencana Strategis Mengurangi Beban Penyakit Ginjal Kronis menemukan 65 persen pasien yang memerlukan perawatan cuci darah adalah penderita diabetes,” ujarnya di Dewan Rakyat, Kamis.
Zaliha mengatakan bahwa total pengeluaran layanan kesehatan langsung untuk menangani Penyakit Tidak Menular (NCD) adalah sebanyak RM9,65 miliar (S$2,8 miliar) yang mencakup 16,8 persen dari total pengeluaran kesehatan di negara ini.
Dijelaskannya, perkiraan tersebut dibuat berdasarkan pengeluaran tahun 2017 dan laporannya dikeluarkan pada tahun 2022 melalui The Direct Health-Care Cost of Non Communicable Disease in Malaysia oleh World Health Organization dan KKM.
Total pengeluaran untuk diabetes adalah RM4,38 miliar (45,38 persen) dari total pengeluaran untuk NCDs, diikuti oleh pengeluaran untuk pengobatan penyakit kardiovaskular sebesar RM3,93 miliar (40,73 persen) dan RM1,34 miliar (13,89 persen). ) dalam mengobati penyakit kanker.
“Biaya tersebut antara lain biaya rawat inap, perawatan di klinik kesehatan, rawat jalan di rumah sakit, pemeriksaan dan tes kesehatan serta pembiayaan pengobatan,” ujarnya.
Ia menambahkan, pada tahun 2017 NCD memberikan dampak negatif terhadap perekonomian, dimana biaya tidak langsung akibat NCD mencapai RM12,88 miliar (S$3,7 miliar) dalam bentuk hilangnya produktivitas.
Sementara itu, diabetes mencatat kerugian produktivitas tertinggi sebesar RM5,74 miliar (S$1,6 miliar), dan penyakit kardiovaskular sebesar RM5,32 miliar (S$1,5 miliar).
Untuk menghadapi tingginya angka PTM di negaranya, Dr Zaliha mengatakan, antara lain Kementerian Kesehatan memberdayakan implementasi rencana komprehensif yaitu Rencana Strategis Nasional Penyakit PTM 2016-2025 dan implementasi Rencana Strategis Nasional Penyakit PTM 2016-2025. Program Membangun Masyarakat Sehat (KOSPEN).
Pada saat yang sama, Kementerian Kesehatan juga memperkuat kegiatan pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi penyakit secara dini termasuk deteksi faktor risiko terkait, seperti kelebihan berat badan atau obesitas sehingga dapat diberikan intervensi yang tepat sasaran.*