Hidayatullah.com– Media sosial atau jejaring sosial memang dikenal sebagai sarana efektif penyebaran informasi yang cepat. Namun demikian, media sosial juga rentan dengan penyebaran informasi yang tidak benar, berita palsu alias hoax.
Salah satu layanan media sosial, Facebook, mengaku ingin menghentikan penyebaran berita palsu di jejaring berbasis online tersebut.
“Sembari kami berusaha membatasi penyebarannya, berikut adalah beberapa kiat mengenai yang harus Anda waspadai,” tulis adminnya.
Berdasarkan pantauan, jejaring sosial tersebut menyematkan pengumuman itu di berandanya saat diakses hidayatullah.com, Jumat (14/04/2017) pagi sekitar pukul 10.20 waktu di Jakarta.
Baca: Ada Hoax “Putri Arab Berbusana Bali”, LKBN Antara Komitmen Perangi Berita Bohong
Berikut beberapa kiat yang diberikan untuk mengenali hoax:
Jangan langsung percaya dengan judul. Kabar berita palsu seringkali memiliki judul menarik, yang ditulis dalam huruf besar dan dengan tanda seru. Jika klaim mengejutkan dalam judul kelihatannya tidak dapat dipercaya, maka kemungkinannya memang begitu.
Perhatikan URL berita. URL (Uniform Resource Locator) palsu atau yang dibuat mirip aslinya dapat menjadi tanda peringatan berita palsu. Banyak situs berita palsu menyerupai sumber berita autentik dengan sedikit mengubah URL.
“Anda dapat membuka situs tersebut untuk membandingkan URL-nya dengan sumber tepercaya,” tulisnya.
Selidiki sumbernya. Admin jejaring sosial itu menyarankan, pastikan suatu cerita yang tersebar ditulis oleh sumber yang dipercayai memiliki reputasi keakuratan yang baik. Jika cerita tersebut berasal dari organisasi yang tidak dikenal, baca bagian “Tentang” mereka untuk mempelajari selengkapnya.
Baca: Hoax Tumbuh Akibat Ketidakpercayaan Terhadap Pemerintah dan Pers
Amati bila ada pemformatan yang tidak wajar. Banyak situs berita palsu memiliki kesalahan eja atau penataan letak yang janggal. Bacalah dengan saksama untuk melihat tanda-tanda ini.
Pertimbangkan fotonya. Kabar berita palsu sering berisi gambar atau video yang dimanipulasi. Terkadang foto tersebut memang autentik, tetapi konteksnya melenceng. “Anda dapat menelusuri foto atau gambar tersebut untuk mencari tahu asalnya,” tulisnya.
Periksa tanggalnya. Kabar berita palsu atau hoax mungkin berisi kronologi yang tidak masuk akal, atau tanggal peristiwa yang sudah diubah.
Periksa buktinya. Periksalah sumber pengarang untuk mengonfirmasi keakuratannya. Kurangnya bukti atau ketergantungan terhadap ahli-ahli yang tidak disebutkan namanya dapat mengindikasikan kabar berita palsu.
Lihat laporan lainnya. Menurut jejaring sosial itu, jika tidak ada sumber berita lainnya yang melaporkan cerita yang sama, hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa cerita tersebut palsu.
“Jika cerita tersebut dilaporkan oleh beberapa sumber yang Anda percayai, maka kemungkinan cerita tersebut benar,” sebutnya.
Apakah cerita tersebut hanya gurauan? Terkadang kabar berita palsu sulit dibedakan dengan humor atau sindiran. Periksa apakah sumbernya memang terkenal menampilkan parodi, dan apakah perincian cerita dan nadanya memberikan kesan berita tersebut hanya sekadar gurauan.
Beberapa cerita memang sengaja dibuat salah, menurut laman medsos tersebut. “Berpikirlah secara kritis tentang cerita yang Anda baca, dan hanya bagikan berita yang Anda ketahui dapat dipercaya,” pesannya.
Kiat-kiat tersebut, menurut Facebook, disampaikan atas hasil kerja sama dengan ICT Watch dan Dewan Pers.*