Tidak mencintai Abu Bakar ra. dan Umnar r.a. kecuali seorang mukmin utama. Membenci keduanya termasuk keluar dari agama (mariq), demikian pesan Ali Bin Abi Thalib kepada Syiah ekstrem
Hidayatullah.com | SALAH satu golongan ekstrem Syiah (Rafidhah) beragama dengan membenci Abu Bakar al-Shiddiq (yang teguh berislam kala kebanyakan manusia mendustakannya).
“Umar bin al-Khaththab al-Faruq (Penegak kebenaran dan Pembasmi kebatilan), Utsmân bin Affân, sang pemilik dua cahaya, dan istri-istri Nabi ﷺ yang adalah ibu-ibu kaum mukmin. Mereka mengklaim kebencian itu sebagai rasa cinta kepada ahli bait Nabi ﷺ.
Pada suatu hari, Suwaid bin Ghaflah menemui Ali bin Abi Thalib k.w. dan berkata:
“Wahai Amirul Mu’minin, aku melewati sekelompok orang yang menyebut-nyebut Abu Bakar dan Umar dengan hal-hal yang sama sekali tidak layak bagi keduanya.”
Maka, ‘Ali segera bangkit menuju Mimbar dan berkata:
“Demi Allah yang membelah biji (menjadi dan tumbuh) dan menciptakan jiwa. Tidak mencintai Abu Bakar ra. dan Umnar r.a. kecuali seorang mukmin utama. Dan tidak membenci keduanya kecuali si malang yang keluar dari agama (mâriq). Mencintai mereka itu adalah kedekatan kepada Allah (qurbah). Dan membenci mereka itu adalah keluar dari agama. Bagaimana bisa satu kaum menyebut-nyebut dua saudara Rasulullah ﷺ, dua wakil beliau, dua sahabat karib beliau, dan dua pemimpin Quraisy, dan dua Bapak kaum Muslim (dengan hal-hal tak pantas)? Aku berlepas diri dari orang yang menjelek-jelekkan keduanya. Dan buat dia sendiri akibat dosanya.” (Khalid Muhammad Tsabit, dari buku Qisasul Auliya’)