Hidayatullah.com–Waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 WIB dini hari. Jamaah i’tikaf Masjid Agung Sunda Kelapa tetap khusyu’ menyimak taujih. Jum’at (10/08/2012) ini merupakan hari kedua i’tikaf di masjid bersejarah tersebut. Suasana jamaah yang membludak merupakan khasana keindahan tersendiri.
Ruangan utama masjid diisi oleh kaum lelaki. Sedangkan ruang teras masjid yang besarnya setengah dari ruangan utama dipisah menjadi dua. Sebelah kiri untuk akhwat (perempuan), sebelah kanan untuk ikhwan (lelaki). Ternyata antusiasme umat membuat kedua lahan itu tidak cukup. Walhasil aula utama di bawah masjidpun terpaksa harus dibuka. Aula tersebut adalah fasilitas bagi jamaah akhwat.
“Kalau di Sunda kelapa suka ada banyak hadiah gratis, mulai dari Al Qur’an dan lainnya. Mungkin itu yang membuat itikaf di sini menarik,” jelas Tina, seorang warga Menteng kepada hidayatullah.com.
Namun, ada juga pendapat lain yang memilih i’tikaf di sini karena letaknya yang strategis.
Maklum, jika anda menggunakan kendaraan bermotor, hanya butuh waktu kurang dari 10 menit untuk sampai ke Bundaran HI. Bundaran HI termasuk salah satu pusat arus bisnis di Jakarta. Wajar kalau itikaf disini terlihat banyak pekerja kantoran.
“Selama sepuluh hari ini nggak pulang ke rumah mas, malam i’tikaf di sini, pagi langsung ke kantor, selesai kantor pulangnya ke masjid ini lagi,” jelas seorang peserta yang lain.
Shalat Jumat
Pemandangan selama i’tikaf ini cukup menarik. Warna putih-putih menghiasi mewarnai sudut-sudut ruang masjid. Layaknya suasana shalat Jum’at. Jamaah sangat padat dan hanya tersisa sedikit ruangan.
Seperti diketahui, masjid yang beralamat di Jalan Taman Sunda Kelapa No. 16 Menteng-Jakarta Pusat ini mulai dibangun pada tahun 1960-an. Menempati area 9.920 m², Masjid Agung Sunda Kelapa mampu menampung 4.424 jamaah. Ditunjang dengan Ruang Ibadah Utama Masjid Sunda Kelapa, Aula Sakinah, dan Serambi Jayakarta.
Untuk keyamanan ibadah, Masjid Sunda Kelapa dilengkapi dengan penitipan sepatu.
Penitipan ini siap digukanakan untuk 300 pasang sepatu. Masjid ini juga menyediakan keran wudhu berjumlah 72, kakus duduk sebanyak 30, AC, dan kipas angin.
Selain itu disediakan pula layar lebar CCTV bagi yang tidak bisa melihat khatib Jum’at secara langsung, dengan sound system yang terbilang modern. Tempat parkirnya mampu menampung 500 mobil dan atau 600 motor.
Ramadhan tahun lalu, jumlah peserta i’tikaf di Masjid ini mencapai 4000 jamaah. Angka seperti itu merupakan suatu hal yang biasa di sini. Masjid ini sendiri merupakan simbol pelabuhan Sunda Kelapa, tempat saudagar Muslim berdagang dan menyebarkan syariat Islam di masa lalu.*