Dalam sebuah langkah keuangan bersejarah Bank Sentral Turki telah memindahkan cadangan emasnya yang disimpan di Federal Reserve AS ke Turki, media Turki melaporkan pada 19 April 2018, mengutip sumber di pemerintahan.
Jumlah total cadangan emas Bank Sentral Turki yang disimpan di AS berjumlah 220 ton. Bank-bank Turki lain, seperti Ziraat dan Vakifbank, juga telah memindahkan cadangan emas berjumlah 95 ton dari AS ke Turki.
Cadangan emas Bank Sentral Turki bernilai hingga $25,3 miliar pada bulan Maret 2018.
Negara Turki kini berada di peringkat ke 11 dalam daftar negara dengan cadangan emas terbesar di dunia dan melepaskan diri dari ketergantungan US$ dolar. Peluncuran Petroyun China membuat terbentuknya pasar perdagangan baru.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan, “Mengapa kita membuat semua peminjaman dalam bentuk US$ dolar? Mari gunakan mata uang lain. Saya menyarankan pinjaman harus dibuat berdasarkan emas. Dengan dolar dunia selalu di bawah tekanan nilai tukar. Kita harus menyelamatkan negara dan bangsa dari tekanan nilai tukar ini. Sepanjang sejarah emas tidak pernah menjadi alat penindasan “.
Sebelumnya Reuters melaporkan bahwa: “Iran beralih dari dolar ke euro untuk pelaporan mata uang resmi. Iran akan mulai melaporkan jumlah mata uang asing dalam bentuk euro daripada dolar AS, media resmi pemerintah mengatakan pada Rabu senagai bagian dsri upaya negara itu mengurangi ketergantungan pada mata uang AS karena ketegangan dengan Washington.
Kebijakan baru itu dapat mendorong perusahaan dan badan pemerintah yang berhubungan dengan negara untuk meningkatkan penggunaan euro dengan mengorbankan dolar. Gubernur bank sentral Valiollah Seif mengatakan minggu lalu bahwa Pemimpin Tertinggi Syiah Ayatollah Ali Khamenei menyambut sarannya untuk mengganti dolar dengan euro dalam perdagangan internasional, karena “dolar tidak punya tempat dalam transaksi kita hari ini”.
Selama bertahun-tahun Teheran telah mencoba melepaskan diri dari dolar, meskipun banyak perdagangan internasional negara itu masih melakukannya dalam dolar dan rakyat biasa Iran menggunakannya untuk bepergian dan penyimpanan.
Presiden AS Donald Trump mengancam akan keluar dari kesepakatan nuklir 2015 yang Iran buat dengan negara-negara besar kecuali direvisi. Sanksi AS akan terus berlanjut kecuali Trump mengeluarkan “keringanan” baru untuk menangguhkannya pada 12 Mei.
Transaksi-transaksi bank melibatkan dolar sudah cukup menyulitkan Iran karena resiko hukum membuat bank-bank AS tidak mau berbisnis dengan Teheran. Perusahaan asing dapat terkena sanksi jika mereka melakukan transaksi Iran dalam dolar, bahkan jika operasi tersebut melibatkan cabang-cabang non-AS.
Akibatnya, Prancis akan mulai menawarkan kredit dalam denominasi euro kepada pembeli Iran akhir tahun ini untuk mempertahankan perdagangannya dari jangkauan sanksi AS, kepala bank investasi Prancis milik negara Bpifrance mengatakan pada bulan Februari.
Ancaman sanksi AS telah mengguncang pasar valuta asing Iran beberapa bulan belakangan.
Riyal Iran kehilangan hampir setengah dari nilainya dalam pasar bebas antara September dan minggu lalu, melemah ke rekor rendah sekitar 60.000 terhadap dolar sebelum pihak berwenang menetapkan tingkat tetap 42.000 dan memperingatkan rakyat Iran bahwa mereka akan menghadapi hukuman karena menggunakan suku bunga lainnya.
Khamenei bulan April menyalahkan musuh asing untuk “masalah terbaru dalam pasar mata uang” dan meminta dinas intelejen Iran untuk meredakan plot terhadap Republik Islam itu.
Juru bicara kepolisian Saeed Montazer al-Mahdi juga dikutip oleh ISNA mengatakan bahwa 39 penukar mata uang telah ditangkap “karena mengganggu pasar” dan 80 toko pertukaran mata uang yang tidak berlisensi telah ditutup dalam beberapa hari terakhir. “*/ Ulasan Dr Shahid Qureshi di The London Post, 21 April 2018. Diterjemahkan Nashirul Haq AR