Agitasi komunal, kekejaman dan kebencian terhadap Muslim India dinilai hasil suasana fasilitatif yang diciptakan partai kanan Hindu yang berkuasa, Bharatiya Janata Party (BJP)
Hidayatullah.com—Konflik komunalantara Muslim dan Hindu meningkat di India setelah kasus pembunuhan tukang jahit dan pidato juru bicara partai nasionalis Hindu, Bharatiya Janata (BJP), Nupur Sharma yang dianggap merendahkan Nabi Muhammad.
Ketidakstabilan politik di beberapa negara bagian di India menjadi berita utama selama bulan Juni, umumnya berupa kejahatan atau ujaran kebencian. Artikel ini adalah bagian dari pelacak kejahatan kebencian yang dilakukan oleh laman Siasat.com, terkait kekejaman terhadap Muslim di India selama bukan Juni 2022.
1 Juni:
Seorang profesor perguruan tinggi diminta cuti wajib setelah sebuah video menunjukkan dia dituduh melakukan namaz (shalat) di halaman kampus menjadi viral dan para pemimpin pemuda sayap kanan Hindu menuntut tindakan terhadapnya. Seorang juru bicara perguruan tinggi mengatakan kepada media bahwa penyelidikan dilakukan atas masalah ini setelah beberapa pemimpin pemuda dari Bhartiya Janata Yuwa Morcha (BJYM) menuduh dosen tersebut tidak disiplin dan mencoba mengganggu perdamaian dengan berdoa di tempat umum.
Pendeta Hindutva Swamy Jitendranand Saraswati bulan Juni berpidato bernada kebencian kepada Muslim dan menyerukan hukuman mati tanpa pengadilan terhadap wanita hamil. Swami mengklaim setiap ‘pembunuh sapi’ atau anti-nasional harus keluar dari rahim wanita Muslim.
“Angkat slogan-slogan keras sedemikian rupa sehingga merobek rahim seorang wanita anti-nasional yang melahirkan bayi anti-nasional,” ujarnya.
2 Juni:
Setelah Nupur Sharma, pemimpin BJP lainnya Naveen Jindal secara terbuka menghina Nabi Muhammad, menuduh Rasul umat Islam sedunia itu melakukan pemerkosaan.
3 Juni
Mahasiswa Hindu di sebuah perguruan tinggi di Uppinangady di Karnataka melakukan aksi protes menuntut pihak perguruan tinggi untuk tidak mengizinkan pelajar berjilbab masuk kampus.
Di tanggal yang sama, organisasi sayap kanan Hindu, Vishwa Hindu Parishad (VHP) dan Bajrang Dal menyerukan aksi boikot terhadap pengemudi mobil dan taksi milik komunitas minoritas di Mangalore dan kuil Ganesh Belthangady di Karnataka. Ini terjadi segera setelah seorang pengemudi mobil Muslim dituduh terlibat ‘jihad cinta’, sebuah isu yang terus dihembus-hembuskan untuk menyudutkan kelompok Muslim.
4 Juni
Sekelompok pria yang meminta sedekah (pengemis Muslim, red) di desa Khargupur Dingur di Uttar Pradesh disiksa dan dipaksa meneriakkan Jai Shri Ram (Kemenangan untuk Dewa Rama). Selanjutnya, para korban diserang oleh individu tak dikenal yang menyebut para pria itu sebagai “teroris”.
5 Juni
Dalam sebuah tayangan video, seorang pria Hindu meminta seorang pria Muslim tua, yang menjual pakaian di trotoar di Kanpur untuk mengosongkan tempat tersebut. Korban diejek pelaku yang telah diidentifikasi sebagai Presiden Komite Koordinasi Hindu Yuva Morcha, Tushar Shukla.
6 Juni
Setelah Masjid Jamia di kota bersejarah Srirangapatna dan Masjid Malali di dekat kota Mangaluru, kontroversi baru telah meletus sehubungan dengan ‘Peer Pasha Dargah’ di dekat kota Basavakalyan di distrik Bidar, Karnataka.
Organisasi-organisasi Hindu telah mengajukan keberatan atas Eidgah Maidan di daerah Chamrajpet yang “diperlakukan sebagai milik minoritas” karena mereka percaya itu adalah milik badan sipil Bruhat Bengaluru Mahanagara Palike (BBMP). Mereka telah meminta izin kepada polisi dan memutuskan untuk merayakan Hari Kemerdekaan pada 15 Agustus di halaman dan mengibarkan triwarna. Mereka juga telah mengambil keputusan untuk merayakan Hari Yoga pada 21 Juni dengan alasan tersebut.
12 Juni
Dua anak laki-laki Muslim diserang sekelompok pria yang beraviliasi pada Hindutva, kelompok garis keras Hindu. Para penyerang terlihat meneriakkan ‘Jai Shri Ram’ (Kemenangan untuk Dewa Rama) terus menerus pada Jumat malam di Ranchi, Jharkhand.
Pada pukul 8 malam tanggal 11 Juni, Zeeshan (24) dan Faizan (21) memutuskan untuk membeli pizza dari Domino terdekat di Ranchi tempat peristiwa terjadi. Dikabarkan, kedua pria tersebut juga merupakan bagian dari aksi protes yang terjadi pada hari yang sama.
13 Juni
Pendeta Hindutva Yati Narsinghanand mengklaim bahwa dua bisnis terbesar di Haridwar adalah narkoba dan prostitusi. Lebih lanjut dia menambahkan, kedua bisnis ini dikuasai oleh umat Islam untuk mengeksploitasi umat Hindu.
Dia juga mengklaim bahwa “wanita Hindu sedang “dipasok” untuk membuat CD politisi & birokrat.”
14 Juni
Seorang penjual popcorn Muslim telah dianiaya oleh massa di Lalbagh Bengaluru, atas tuduhan telah meludahkan ke minyak sebelum membuat popcorn.
Nawaz Pasha telah menjual popcorn di Lalbagh selama hampir sepuluh tahun. Dia sedang bersiap-siap untuk bekerja pada hari Sabtu, 11 Juni, ketika sekelompok orang yang lewat melihatnya menggigit bungkusan minyak untuk membuka bagian plastiknya, dan menyiapkan popcorn.
Namun dia difitnah meludah ke dalam minyak, massa mulai membuat keributan dan mencoba menyerangnya. Kisah itu terungkap tiga hari setelah Pasha diserang.
15 Juni
Sebuah pertemuan keagaman kelompok organisasi Hindu diselenggarakan di Arrah, Bihar untuk mendukung juru bicara BJP, Nupur Sharma yang dinilai merendahkan Nabi Muhammad.
18 Juni
Seorang pejabat senior Layanan Administrasi Bihar Alok Kumar, Wakil Sekretaris di Departemen Pemilihan, ditangkap karena membagikan unggahan yang tidak pantas terhadap kelompok Muslim melalui grup WhatsApp.
26 Juni
Dalam video yang muncul dan beredar di situs jejaring sosial, seorang individu sayap kanan Hindu terdengar melecehkan anak-anak kecil dan memaksa mereka untuk melecehkan Allah. Pria di belakang kamera memberi ancaman akan memukul seorang gadis muda, memanggilnya Katui, istilah merendahkan yang digunakan untuk menyebut Muslim.
Insiden itu terjadi di daerah Krishnapura distrik Mangalore. Korban diidentifikasi sebagai Shayan. Kedua tersangka melarikan diri ketika bocah itu membunyikan peringatanuntuk meminta bantuan.
Sebuah unggahan media sosial mengenai insiden tersebut berbunyi, “#Anak laki-laki Muslim Shayan Belajar Kelas 6 diserang saat kembali dari #Madrasah oleh Penjahat hari ini sekitar pukul 21:15 di blok 6 Krishnapura Mangalore, Karnataka. Saat bocah itu berteriak minta tolong, mereka lari.
India menampung 213 juta Muslim, yang merupakan 15,5% dari 1,38 miliar penduduknya. Meski jumlah Muslim banyak, kekerasan dan aksi islamophobia menjadi pemandangan sehari-hari di India.
Kepada kantor berita Anadolu Agency, Asim Ali, seorang peneliti politik di Center for Policy Research (CPR), lembaga think tank yang berbasis di New Delhi, mengatakan peningkatan mobilisasi anti-Muslim, pidato kebencian, agitasi komunal, kekerasan massa, adalah hasil dari suasana fasilitatif yang diciptakan oleh partai kanan Hindu yang berkuasa, Bharatiya Janata Party (BJP).*