Hidayatullah.com–Mereka mengatakan, laporan Kongres AS yang mengkaitkan Arab Saudi terlibat dalam serangan 11 September sebenarnya merupakan percobaan AS untuk meningkatkan tekanan atas negara tersebut.
Laporan Kongres AS pada Kamis lalu mengatakan bahwa agen-agen intelijen AS melaporkan Arab Saudi kurang melakukan kerjasama mengenai kasus terorisme sebelum atau selepas 11 September 2001.
“Keadaan itu (kurang kerjasama) mungkin satu kekeliruan yang tidak disengaja namun mustahil untuk mengatakan bahwa pemerintahan Arab Saudi terlibat dalam serangan tersebut.
“Ini sukar diterima akal,” kata analis politik terkenal, Turky Al-Hamad.
Menurutnya, pemerintahan konservatif di AS berharap dapat melihat apa yang berlaku di Afghanistan dan Iraq akan turut terjadi di Arab Saudi.
“Mereka ingin perubahan yang mendadak secara menyeluruh dan karena itu mereka kini mencoba menyerang pemerintahan Arab Saudi memenuhi tuduhan itu,” kata Turky.
“Nampaknya, golongan konservatif pro-Israel di AS tidak ingin membuang waktu untuk menyerang Riyadh, terutama bila Riyadh enggan mengadakan hubungan dengan Tel Aviv.
“Mereka ini mengamalkan dasar anti-Saudi dan dasar pro-Israel,” tegas Turky.
Sementara itu, pakar ekonomi dan anggota Majlis Shura Arab Saudi, Ihsan Bu-Hulaiga mengatakan, kampanye ke atas Riyadh itu jelas sekali merupakan langkah bermotifkan politik.
“Laporan itu lebih merupakan satu laporan politik dibanding laporan yang menyatakan kebenaran mengenai Arab Saudi,” tegasnya.
Menurut Ihsan, Arab Saudi telah melakukan berbagai persoalan untuk menentang terorisme dan tragedi 12 Mei lalu membuktikan negara itu turut menjadi sasaran. (bh)