Hidayatullah.com– Baru-baru ini, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) meluncurkan Program Anjungan Terima Mandiri (ATM) Beras di Jakarta.
Menurut Ketua BAZNAS Bambang Sudibyo, program itu diluncurkan karena jumlah kemiskinan di Indonesia dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Maret 2016, mencapai 28,01 juta jiwa.
Selain itu, ungkapnya, Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat kelaparan serius di dunia, dengan nilai indeks Kelaparan Global (Global Hunger index/GHI) sebesar 21,9 (International Food Policy Reasearch Institute, 2016).
Alasan lain, jelasnya, angka inflasi di awal Januari 2017 mencapai 4,7 persen, mendekati batas maksimum yang dijaga Bank Indonesia (BI) sebesar 5 persen (Lembaga Penjamin Simpanan, 2017).
“Isu pangan ini menjadi penting saat ini, Bappenas menyampaikan kasus gizi buruk mencapai 30 persen dari jumlah anak di negeri ini,” ujarnya melalui siaran pers BAZNAS diterima hidayatullah.com, Rabu (18/01/2017).
Menurutnya, Program ATM Beras sesuai dengan dukungan BAZNAS untuk terus melaksanakan SDGs (Sustainable Development Goals/Tujuan Pembangunan Berkelanjutan), dalam upaya menghapus kekurangan pangan bagi masyarakat miskin.
Ketimpangan Agraria, PP Muhammadiyah Sebut Pemodal Sudah Masuk ke Struktur Kekuasaan
Kemudahan bagi Masyarakat Miskin
Diberitakan media ini sebelumnya, Program ATM Beras merupakan inovasi BAZNAS dalam memberikan kemudahan layanan masyarakat miskin. Mesin yang digunakan merupakan karya anak bangsa, seorang lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Dengan mesin ini, masyarakat miskin diharapkan lebih mudah mendapatkan bantuan beras dari titik-titik lokasi ATM Beras.
Untuk Entaskan Kemiskinan, Belanja Negara Harus Efisien dan Efektif
“BAZNAS berkomitmen mengadopsi sebanyak mungkin gagasan layanan dari masyarakat untuk membantu masyarakat kurang mampu,” ujarnya saat meluncurkan Program ATM Beras dalam rangkaian Milad ke-16 BAZNAS di Lobi Gedung Arthaloka, Jakarta, Selasa (17/01/2017).*