Hidayatullah.com—Pemerintah Ankara hari Jumat (3/2/2017) mengatakan bahwa Yunani mengirim paksa ribuan migran/pengungsi kembali ke Turki lewat Sungai Maritza beberapa bulan terakhir.
Aparat dari Direktorat Jenderal Manajemen Migrasi, yang bekerja di bawah Kementerian Dalam Negeri, mengatakan bahwa Yunani mengirim balik lebih dari 3.000 migran ke Turki dalam 4 bulan terakhir, lapor kantor berita Dogan seperti dilansir Hurriyet.
Sejumlah aparat yang menyampaikan informasi itu meminta identitasnya tidak diungkap, karena tidak berwenang berbicara ke media.
Mereka mengatakan Yunani tidak mematuhi kesepakatan yang dibuat antara Turki dan Yunani, serta melanggar hukum HAM internasional.
Menurut perjanjian, Yunani harus mengembalikan para migran yang berusaha mencapai Eropa Barat lewat Yunani, menangkap mereka melalui pintu perbatasan Ipsala di Provinsi Edirne, barat laut Turki.
“Namun mereka mengirim paksa [migran/pengungsi] kembali ke Turki lewat Sungai Maritza dengan “manuver mendorong balik,” kata sumber-sumber itu.
Kesepakatan readmisi antara Turki dan Uni Eropa Maret 2016 perihal imigrasi ilegal, kebanyakan berkaitan dengan orang Suriah yang melarikan diri dari perang sipil di negaranya, dimungkinkan melakui protokol dan kerja sama antara Turki dan Yunani, sebab Laut Aegea menjadi salah satu tute transit utama bagi migran/pengungsi sepanjang tahun 2015.
Yunani dan Turki saat ini berada dalam perselisihan baru, setelah Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada 27 Januari mengatakan Ankara akan mengambil “langkah yang diperlukan” terhadap Athena, setelah pengadilan di Yunani memutuskan untuk tidak mengekstradisi tentara Turki yang dituduh terlibat dalam percobaan kudeta 15 Juli 2016.
“Ada kesepakatan migrasi yang kami tanda tangani, termasuk kesepakatan readmisi dengan Yunani. Kami sedang mengevalusi apa yang bisa kami lakukan, termasuk membatalkan kesepakatan readmisi itu,” kata Cavusoglu dalam awancara dengan penyiaran milik pemerintah TRT Haber.
Belum lama ini, 40 migran asal Suriah dan Pakistan, yang dikirim balik secara paksa ke Turki melalu Maritza, terlihat oleh tentara Turki yang berjaga di perbatasan di Edirne.
Mereka kemudian diserahkan ke cabang Direktorat Jenderal Manajemen Migrasi di Provinsi Edirne.
Ibrahim Adnan Onal, seorang warga Suriah yang secara ilegal masuk Yunani beberapa hari lalu setelah 4 tahun di Turki, mengatakan bahwa petugas kepolisian Yunani memukulinya dan beberapa migran lain, guna memaksa mereka balik ke Turki.
Osman Alehbir, warga Pakistan yang termasuk 40 orang yang ditangkap di Sungai Maritza, juga mengaku dipukuli dan dipaksa naik perahu kembali ke Turki.
“Mereka bahkan tidak membawa kami ke kamp pengungsian di Yunani. Mereka menahan kami, bersama anak-anak kami, menunggu selama dua hari dalam kondisi udara dingin,” kata Alehbir.
Kebanyakan dari migran/pengungsi yang dipaksa kembali ke Turki itu sudah membuat pernyataan bahwa mereka disiksa dan disita barang-barang milik pribadinya oleh polisi Yunani.*