Hidayatullah.com–Ribuan warga Gaza berkumpul untuk memprotes pihak berwenang Mesir untuk membuka perbatasan Rafah.
Rafah adalah satu-satunya pintu gerbang ke Palestina di Gaza ke dunia luar, setelah Israel memberlakukan sanksi, yang telah diberlakukan oleh Mesir selama beberapa dekade.
Para pemrotes berkumpul di depan gerbang Rafah, memegang spanduk yang mendesak pihak berwenang untuk mengizinkan pasien, pelajar dan pekerja kemanusiaan melalui perbatasan ke Gaza.
Mereka ingin mengakhiri krisis kemanusiaan di kawasan tersebut, yang telah lama diblok oleh teroris Israel.
Baca: Mesir Buka Perbatasan Rafah Senin Depan untuk Jamaah Haji Gaza
Sebenarnya, jalur perbatasan Rafah bisa meringankan beban yang diberikan oleh rakyat Gaza untuk mengobati yang terluka dan risiko kekurangan obat-obatan.
“Kami berkumpul untuk mengirim pesan kepada pihak berwenang Mesir bahwa mereka perlu membuka perbatasan Rafah untuk kasus-kasus kemanusiaan dan darurat,” kata Mohammad Nabil, seorang mahaswa Gaza, sebagaimana dikutip Palestine News Network (PNN).
Nabil, yang merupakan mahasiswa pascasarjana ini mengatakan bahwa tidak ikut menghadiri kelasnya karena penutupan Rafah. Dia menunjukkan bahwa para pemrotes berencana mendirikan tenda untuk melakukan demonstrasi permanen di depan gerbang penyeberangan.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Palestina, ada lebih dari 30.000 warga Palestina di Gaza yang perlu melakukan perjalanan dengan alasan mendesak.
Sementara ribuan orang sedang menunggu di Mesir untuk kembali ke Jalur Gaza.
Perbatasan Rafah bagi warga Gaza adalah satu-satunya akses menuju dunia luar, setelah diblokasi Zionis-Israel selama 11 tahun ini.
Perbatasan ini ditutup di era Rezim tangan besi Husni Mubarak, namun tetap dilanjutkan oleh Presiden Abdul Fattah al Sisi, setelah mengkudeta Presiden Mohammad Mursi yang memenangkan Pemilu secara demokratis tahun 2012.*