Hidayatullah.com–Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) hari Rabu memasukkan pemimpin kelompok pejuang Palestina Ismail Haniyah dalam daftar “teror”.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Ismail Haniyah, bersama dua kelompok Islam yang aktif di Mesir dan satu di wilayah Palestina, terdaftar sebagai “teroris global yang ditunjuk secara khusus”.
“Penetapan ini peruntukannya menargetkan kelompok dan pemimpin kunci teroris – termasuk dua yang disponsori dan disutradarai oleh Iran – yang mengancam stabilitas Timur Tengah, merongrong proses perdamaian, dan menyerang sekutu kita Mesir dan Israel,” bunyi pernyataan itu mengutip Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson seperti dilansir dari Reuters, Kamis (01/02/2018).
Di bawah label terbaru versi Amerika Serikat ini, Haniyah tidak akan dapat mengunjungi Amerika Serikat atau memiliki aset di dalamnya dan warga Amerika dilarang melakukan transaksi keuangan atau berhubungan dengannya.
Kelompok pejuang pembebasan yang berbasis di Gaza ini secara resmi dianggap sebagai ‘organisasi teror’ versi Amerika Serikat selama beberapa dekade.
“Ismail Haniyah adalah pemimpin dan Kepala Biro Politik Hamas, yang ditunjuk pada 1997 sebagai Organisasi Teroris Asing,” kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan yang menjelaskan keputusannya hari Rabu.
Tiga kelompok lain yang ditetapkan sebagai “teroris” versi Amerika adalah Harakat al-Sabireen, yang beroperasi di Gaza dan Tepi Barat, serta menembakkan roket ke Israel.
Juga kelompok Liwa al-Thawra, yang telah mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan seorang jenderal militer Mesir di Kairo pada tahun 2016 dan sebuah pemboman pada tahun 2017.
AS juga menetapkan kelompok Harakat Sawa’d Misr (HASM), yang bertanggung jawab atas pembunuhan seorang perwira keamanan Mesir dan serangan lainnya.
Menandai ulang tahun ke-30 pendirian Hamas, Ismail Haniyah berpidato akan menentang keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem (Baitul Maqdis) sebagai Ibu Kota Israel pada bulan Desember.
“Kami akan merobohkan keputusan Trump. Tidak ada adikuasa yang mampu menawarkan Yerusalem kepada Israel, tidak ada Israel yang memiliki Ibu Kota bernama Yerusalem.”
Baca: Interpol Hapus Nama Syeikh al Qaradhawi dari ‘Daftar DPO’
Juru Bicara Hamas yang berbasis di Gaza, Hazem Kassem mengatakan, “Keputusan Amerika Serikat menambahkan nama Ismail Haniyah kepada daftar pemimpin ‘organisasi teror’ adalah usaha yang gagal untuk memberikan tekanan pada pasukan perlawanan Palestina. Keputusan ini tidak akan berpengaruh pada Hamas,” ujarnya dikutip koran Yahudi, Haaretz.
”Keputusan tersebut konyol, karena kita, rakyat Palestina, tidak mengharapkan Amerika Serikat untuk menandatangani kejujuran kita. Pemimpin Hamas, dan Ismail Haniyah pertama dan terdepan, siap mengorbankan nyawa mereka, dan semua yang mereka miliki untuk kemerdekaan Negara Palestina dan hak-haknya. Kami tidak akan terhalang oleh keputusan semacam ini, dan mempertahankan prinsip-prinsip rakyat kami dengan segala cara,” tambahnya.
Hamas adalah kelompok faksi pejuang Palestina yang dipercaya mayoritas rakyat Palestina, mengangkat senjata melawan penjajahan Israel yang kini mendominasi Jalur Gaza.
Amerika adalah salah satu negara yang menjadikan Israel sangat kuat yang terus melakukan aksi teror terhadap rakyat Palestina selama 70 tahun ini. Yang menarik, warga yang tertindas justru mendapatkan lebel “teroris.’*