Hidayatullah.com–Para detektif kejahatan finansial di India menangkap pimpinan bank swasta Yes Bank dengan tuduhan pencucian uang.
Rana Kapoor diringkus beberapa hari setelah bank sentral negara itu mengambil alih bank tersebut.
Kapoor dihadirkan di pengadilan di Mumbai dan ditahan sampai 11 Maret, lapor BBC Senin (9/3/2020).
Lembaga keuangan federal mengklaim bahwa kejahatan finansial Kapoor sekitar $581 juta.
Kapoor membantah semua tuduhan.
Direktorat Penegakan Hukum menuding pendiri Yes Bank itu tidak kooperatif dengan pihak penyidik.
Namun, dia membantahnya di pengadilan hari Ahad. “Saya bersedia bekerja sama siang dan malam meskipun kenyataannya saya tidak tidur sekedip mata pun,” kata Kapoor di pengadilan seperti dikutip Reuters.
The Reserve Bank of India (RBI) mengatakan bahwa posisi lemah Yes Bank sebagian besar disebabkan ketidakmampuan bank untuk mengumpulkan modal guna mengatasi potensi kerugian pinjaman dan penurunan peringkat yang diakibatkannya.”
Nasabah yang cemas menyemut di kantor-kantor cabang Yes Bank untuk menarik uang, setelah RBI mengatakan akan mengambil alih bank yang sakit itu. Deposan sekarang hanya dapat mengambil uang setara dengan kira-kira $630 selama moratorium satu bulan.
Pada masa itu, RBI akan menggarap rencana penyelamatan bank swasta terbesar kelima di India itu. Pihaknya sudah meminta State Bank of India, bank plat merah terbesar di India, untuk membantu rencana pemulihan Yes Bank.
Yes Bank diperkirakan memiliki deposit $28 miliar, tetapi sedang berusaha mencari suntikan modal baru untuk memperkuat keuangannya sebelum disita oleh bank sentral.
Pada tahun 2016, India mengesahkan undang-undang tentang pemulihan kredit macet, yang memberikan tekanan lebih besar kepada semua bank untuk lebih cepat mengidentifikasi dan melaporkan pinjaman lawas yang bermasalah dan pengawasan yang buruk, yang menjadi hambatan besar pada pinjaman baru.*