Hidayatullah.com-Untuk mengatasi wabah virus corona (COVID-19), Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yasin bersama jajaran cabinet berkomitmen memotong gajinya untuk disalurkan untuk pasien Covid-19. Mereka akan memotong gajinya selama dua bulanmelalui Tabung Covid-19 yang dibentuk pemerintah Malaysia.
“Pertemuan Kabinet pada tanggal 25 Maret 2020 telah memutuskan bahwa 2 bulan gaji Perdana Menteri, Menteri dan Wakil Menteri dikurangi dan disalurkan ke Dana COVID-19, “ demikian bunyi pernyataan kantor Perdana Menteri Malaysia pada Kamis (26/3/2020). “Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk membantu mereka yang terkena dampak wabah COVID-19.“
Tabung COVID-19 diluncurkan pada 11 Maret sebagai upaya pemerintah Malaysia untuk membantu orang-orang yang terkena dampak wabah. Hingga kemarin, jumlah total sumbangan termasuk hibah pemerintah dari 8,4 juta ringgit atau sekitar Rp31 milyar.
Negara Bagian 10 Persen
Gerakan ini juga dilakukan oleh pemerintah Negara bagian. Menteri Besar Pahang Datuk Seri Wan Rosdy Wan Ismail bersama dengan 10 anggota Dewan Pemerintah Negara (EXCO) setuju memotong 10 persen gaji mereka selama tiga bulan. Tindakan ini dilakukan untuk membantu orang-orang yang terkena virus COVID-19.
“Keputusan itu dibuat dalam arti tanggung jawab dan simpati anggota EXCO kepada orang-orang dari semua ras, usia dan karier yang terkena dampak dari wabah COVID-19, “ katanya.”Semoga sumbangan ini akan mendorong lebih banyak orang untuk datang dan menyumbang untuk membantu mereka yang membutuhkan,” tambahnya dalam sebuah pernyataan pers.
Malaysia telah mengumumkan perpanjangan lockdown untuk membendung pandemi virus korona selama dua minggu lagi. Sebelumnya, pada hari Rabu (25/3/2020), Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, mengatakan periode Orde Pengendalian Gerakan (MCO) akan diperpanjang dari 31 Maret hingga 14 April karena jumlah kematian lokal akibat virus meningkat, lapor Bernama.
Malaysia memiliki 1.624 kasus virus corona, termasuk 183 kasus yang pulih dari penyakit. WHO telah menyatakan wabah korona sebagai pandemi global. Menurut Johns Hopkins University di AS, jumlah kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia kini telah melampaui 423.000 sementara jumlah kematian hampir 19.000 dan hampir 109.000 telah pulih.*