Hidayatulllah.com—Polisi di Swedia mengatakan bahwa mereka telah menemukan mayat seorang jurnalis Pakistan, dua bulan setelah dilaporkan hilang.
Sajid Hussain, editor sebuah situs berita etnis Balochistan, pergi meninggalkan Pakistan pada tahun 2012 setelah mendapat sejumlah ancaman mati dan dia diberikan suaka politik di Swedia.
Organisasi amal kebebasan pers Reporters Without Borders (RSF) mencurigai dinas intelijen Pakistan berada di belakang menghilangnya Hussain pada awal Maret.
Namun, seorang jubir Kepolisian Swedia mengatakan kepada BBC bahwa investigasi awal mereka tidak menunjukkan adanya keanehan dalam kematiannya.
Hussain, 39, terakhir terlihat memasuki sebuah gerbong kereta di Stockholm dalam perjalanan menuju Uppsala pada tanggal 2 Maret, menurut RSF.
Dia akan mengambil kunci sebuah flat baru, tetapi dia tidak turun dari kereta di Uppsala, kata RSF, mengutip keterangan polisi.
RSF mengatakan bisa jadi pria itu diculik oleh orang tak dikenal atas suruhan dinas intelijen Pakistan.
Di Pakistan, Hussain giat menulis soal kasus penghilangan paksa dan kriminalitas terorganisir di Provinsi Balochistan, di mana yang sejak lama terdapat gerakan pemberontakan nasionalis, lansir BBC Jumat (1/5/2020).
Istri Hussain, Shehnaz, mengatakan kepada koran Pakistan Dawn bahwa sebelum menyelamatkan diri ke Swedia, suaminya merasa ada yang membuntuti dan mengawasinya, serta menulis perihal seorang gembong jaringan narkoba Pakistan.
“Kemudian ada sejumlah orang yang memasuki rumahnya di Quetta ketika dia sedang menelusuri sebuah kasus,” ujarnya.
“Mereka mengambil laptopnya dan kertas-kertas lainnya. Setelah itu dia meninggalkan Pakistan pada September 2012 dan tidak pernah kembali ke sana.”
Pakistan dianggap sebagai salah satu negara paling berbahaya bagi jurnalis. Press Freedom Index yang disusun RSF menempatkannya pada peringkat 142 dan 180 negara pada tahun 2019.
Balochistan, terletak di bagian barat Pakistan, sejak lama bergejolak dengan adanya gerakan pemberontakan nasionalis. Militer Pakistan dituding melakukan penghilangan paksa serta menyiksa para disiden dan anggota kelompok pemberontak. Namun, kelompok-kelompok pemberontak nasionalis Balochistan juga dituduh melakukan pembunuhan terhadap orang-orang yang bukan berasal dari etnis Baloch.
Balochistan Times, situs berita online di mana Hussain menjabat sebagai pimpinan redaksi, melaporkan kehilangannya kepada Kepolisian Swedia pada 3 Maret.
Kerabatnya mengatakan kepada koran Dawn bahwa mereka menunggu 2 pekan sebelum berani mengungkapkan kekhawatiran mereka, kalau-kalau Hussain sengaja mengisolasi diri karena wabah coronavirus.*