Hidayatullah.com—Serdadu ‘Israel’ menahan 50 warga Palestina, termasuk dua wanita, dalam serangan malam hari di Tepi Barat yang diduduki pada Selasa (08/09/2020).
Amani Sarahneh, juru bicara Palestinian Prisoners Club, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa penggerebekan tersebut menargetkan provinsi Hebron, tempat 50 warga termasuk dua wanita ditahan. Dia menekankan bahwa itu adalah kampanye penahanan terbesar di daerah itu tahun ini.
Menurut pemimpin Hamas Hassan Yousif, lebih dari 40 anggota kelompok ditangkap selama penggerebekan. Dia mengatakan penangkapan itu adalah bagian dari “upaya terus menerus oleh pendudukan untuk menghalangi gerakan dari perannya dalam perlawanan terhadap pendudukan.”
Tentara ‘Israel’ sering melakukan kampanye penangkapan di Tepi Barat – termasuk di Yerusalem Timur (Al-Quds) yang diduduki – dengan dalih mencari warga Palestina yang ‘buron’. Mereka menangkap warga Palestina hampir setiap hari, dengan beberapa dibebaskan setelah penyelidikan singkat dan yang lainnya dirujuk ke pengadilan ‘Israel’.
Beberapa laporan lain yang dirilis sepanjang tahun telah menyoroti betapa bermasalahnya berbagai penangkapan tersebut.
Grafik Situasi dalam periode yang lebih lama paling baik ditunjukkan dalam laporan Middle East Monitor pada September 2018. Laporan tersebut mengemukakan penemuan bahwa pasukan pendudukan ‘Israel’ telah menangkap 120.000 warga Palestina sejak Perjanjian Oslo ditandatangani oleh Pasukan Pembebasan Palestina (PLO) dan negara penjajah di 1993.
Sekitar 2.000 wanita dan lebih dari 17.500 anak telah ditahan sejak Kesepakatan Oslo, menurut laporan itu. Lebih dari separuh deputi Palestina, sejumlah menteri, ratusan akademisi dan staf organisasi nonpemerintah dan internasional telah ditangkap oleh pasukan Zionis selama periode ini.
Penahanan terjadi di bawah kondisi yang keras, yang menyebabkan kematian ratusan warga Palestina di penjara ‘Israel’.
Menurut laporan, sekitar 4.300 warga Palestina saat ini mendekam di penjara ‘Israel’, termasuk 41 wanita dan 160 anak di bawah umur. Palestinian Prisoners Club, Prisoners of Conscience dan Organisasi Perlindungan Hak Asasi Manusia telah mengumumkan dalam pernyataan bersama kematian 216 warga Palestina di penjara ‘Israel’ sejak 1967.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Di antaranya, tujuh orang ditembak, 72 lainnya disiksa sampai mati dan 59 kehilangan nyawa karena kurangnya perawatan medis. Pernyataan itu mencatat bahwa warga Palestina di penjara penjajah menjadi sasaran perlakuan “tidak manusiawi”, termasuk penyiksaan fisik dan psikologis.
Sekitar 60% dari tahanan telah menderita “serangan fisik yang brutal”. Pernyataan itu juga mendesak Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk membentuk komite khusus untuk menyelidiki kematian warga Palestina di penjara ‘Israel’.*