Hidayatullah.com—Sebuah kelompok suku di pedalaman Brazil merayakan enam bulan tanpa satupun kasus coronavirus, lapor Associated Press.
Pada bulan Maret, Tembe, di wilayah penduduk asli Alto Tio Guama, di sisi barat negara bagian Para, mengunci wilayah desa-desa mereka dan hanya memperbolehkan orang keluar untuk keperluan darurat. Orang yang diperbolehkan masuk hanya petugas kesehatan suku asli yang dikirim pemerintah federal, Sesai.
Setelah angka infeksidan kematian coronavirus di Para akhirnya menurun drastis, mereka sekarang berhadap pandemi segera berlalu.
“Kami tidak pergi ke kota, kami tidak pergi ke desa-desa lain. Kami tetap di dalam karantina. Kami bertahan dan terus bertahan. Kami hanya menggelar perayaan kecil untuk hal itu, dan karena kami senang karena kami tidak ada kasus [Covid-19],” kata pemimpin desa Tekohow, Sergio Muxi Tembe, kepada Associated Press.
Dari sejak awal pandemi, kaum wanita dari tiga desa suku Tembe membentuk semacam dewan dan melakukan kunjungan ke gubuk-gubuk penduduk desa untuk memberikan informasi kepada mereka tentang bahaya Covid-19 dan penularannya.
Sandra Tembe, seorang wanita berusia 48 tahun guru bahasa asli setempat, menceritakan kondisi yang dihadapi kelompoknya.
“Kami memutuskan untuk membentuk kelompok itu guna lebih memberikan perhatian kepada keluarga, sebab meskipun ada pengarahan dari tenaga kesehatan, orang-orang masih saja pergi ke luar desa. Pada awalnya, sangat sulit bagi kami sebab ada keluarga-keluarga yang cenderung tidak setuju, dan berkata, ‘Kenapa kamu bicara seperti itu? Kenapa harus ada isolasi?’ Momen seperti itu sangat genting,” kata Sandra Tembe.*