Hidayatullah.com–Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) menggelar webinar internasional yang menghadirkan sejumlah pembicara dari sejumlah negara.
Webinar yang dilakukan via Zoom dan Youtube ini dihadiri antara lain oleh Leader of Islamic Women, Sudan, Dr Mazahir; aktivis dari Maroko Dr Mariyam Ait Ahmed; Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Amany Lubis; Duta Besar Indonesia untuk Afghanistan Arief Rahman; jajaran pengurus pusat BMOIWI; serta perwakilan peserta dari Maroko, Pakistan, Jepang, Australia, Afghanistan dan perwakilan ormas-ormas.
Webinar internasional yang dimoderator oleh Syifa Fauziah (bidang luar negeri BMOIWI) ini mengusung tema “Pentingnya Peran dan Kewajiban Perempuan dalam Islam/ The Important Role and Obligations of Women In Islam”.
Presidium BMOIWI Dr Sabriati Aziz dalam sambutannya pada acara itu mengatakan, Muslimah merupakan aktor penting dalam pembangunan peradaban. Hal ini sebagaimana Islam sudah menggariskan bahwa wanita atau ibu sebagai rabbatul bait, sebagai madrasatul ula dan sebagai tiang negara.
“Olehnya itu, pembentukan Muslimah dan keluarga yang berkualitas adalah syarat terbangunnya peradan Islam seperti yang diamanatkan oleh Allah kepada kita sebagai khalifatullah di muka bumi. Inilah yang melatarbelakangi pengambilan tema acara kita pada hari ini,” ujar Sabriati sebagaimana keterangan tertulisnya kepada hidayatullah.com dikutip pada Sabtu (27/02/2021).
Sementara itu, Dr Mazahir dari Sudan dalam penyampaiannya menyatakan, Muslimah dalam Islam harus maju dengan memberi peran positif.
Ia menjelaskan terkait begitu banyaknya Muslimah di Sudan yang sekolah sampai tingkatan PHD dan profesor pada semua jenjang. “Termasuk yang sudah berusia lanjut,” imbuhnya dalam acara pada Jumat (26/02/2021) itu.
Prof Mariyam dari Maroko turut menyambut baik acara itu. Ia menyatakan bahwa Islam mendorong Muslimah untuk berkiprah di masyarakat dan sebagai agen perubahan.
Ia pun mengatakan bahwa Islam menjunjung tinggi martabat wanita.
Baca juga: Islam Bicara Soal Perempuan
Prof Amany mengatakan, kalau ingin bahagia maka harus lebih menghargai institusi keluarga. Hal ini katanya dapat menjadikan seks bebas, misalnya, enyah.
“Kita menolak konsep Barat,” ujarnya, menambahkan, “kita menginginkan dan mengembangkan keluarga dalam perspektif Islam.”
Sedangkan Dubes Arif menyatakan dukungannya pula kepada BMOIWI. Ia pun memberi gambaran tentang wanita Afghanistan yang banyak berkiprah untuk negeri baik di bidang politik, ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya.
Dubes juga mengajak BMOIWI agar bisa menjalin kerja sama dengan Afghanistan sebagaimana disampaikan Sabriati dalam sambutannya.
Pendiri BMOIWI dra Zubaedah Mukhtar yang turut hadir, mengatakan, usia BMOIWI saat ini sudah 52 tahun. Ia pun bersyukur atas digelarnya webiner internasional itu.
“BMOIWI terus memberi kontribusinya untuk bangsa sejak awal berdirinya sampai sekarang,” sebutnya.
Sabriati mengatakan, acara yang didukung BMOIWI Sultra sebagai pencipta mars BMOIWI dan vocal group acara itu dihadiri oleh segenap pengurus BMOIWI.
“Ketua panitia Dr Nelly Ma’arif, semua presidium hadir; Dra Euis Fatayati, Dr Hartini Salama, Dr Aan Rohana MA, Sekjen Dr Fadliah Parakkasi, serta Bendahara Titin Martinah,” sebutnya.
“Terima kasih kami sampaikan kepada semua narasumber dan juga kepada moderator dan semua pihak, dan tentu kepada semua peserta baik yang di Zoom maupun yang di Youtube. Semoga Allah selalu merahmati kita. Aamiiin ya Rabbalalamiin,” ujar Sabriati.*