Hidayatullah.com– Wabah kolera paling mematikan dalam sejarah Malawi telah merenggut nyawa sedikitnya 1.210 orang, sementara vaksin masih langka, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hari Kamis (9/2/2023).
Negara di bagian selatan Afrika itu sedang menghadapi wabah kolera terburuk dalam sejarahnya, dengan hampir 37.000 kasus dilaporkan sejak Maret 2022.
WHO mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penularan aktif saat ini sedang terjadi di 27 dari 29 distrik yang ada di Malawi. Dibandingkan Desember kemarin, Malawi mengalami kenaikan jumlah kasus sebanyak 143 persen.
Sejak wabah dimulai, Malawi telah melakukan dua kampanye vaksinasi besar-besaran, tetapi karena persediaan yang terbatas, hanya memberikan satu dari dua dosis vaksin kolera oral yang biasanya direkomendasikan.
Pada November 2022, mereka menerima gelombang kedua dari hampir tiga juta dosis vaksin dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan bulan lalu seorang juru bicara kementerian kesehatan mengatakan kepada AFP bahwa semua dosis yang ada telah digunakan.
WHO mengatakan pihaknya menilai risiko penyebaran saat ini di dalam wilayah Malawi dan ke negara-negara tetangga “sangat tinggi”.
Akhir bulan lalu, badan kesehatan PBB itu juga memperingatkan bahwa risiko wabah kolera global “sangat tinggi” karena banyak wabah yang sedang berlangsung di banyak wilayah negara anggota WHO.
Pimpinan WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa saat ini ada 23 negara di dunia yang mengalami wabah kolera, dengan 20 negara lain yang berbatasan di darat dengan negara-negara itu berisiko tertular.
“Total lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia secara langsung berisiko terjangkit kolera,” kata Ghebreyesus.
Kolera, yang menyebabkan diare dan muntah, menular dari bakteri yang umumnya menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi.*