Hidayatullah.com—“Yanbaghii lithaalibin an Laa yada’a Thalabal-‘ilmi Hattal-Mamaati” (Sepantasnya seorang pelajar tidak meninggalkan menuntut ilmu hingga mati), demikianlah salah satu perkataan Imam Ath-Thabari –rahimahullahu- yang juga menjadi menjadi ispirasi penghuni Rumah Peraban –demikian sebutan—tempat Himpunan Mahasiswa Hidayatullah Mesir (HIMAYAH) tinggal dan mengkaji ilmu.
Bersama beberapa mahasiswa Al-Azhar asal Indonesia, HIMAYAH terus mengasah diri dan memburu ilmu. Kabar terbaru, HIMAYAH telah menyelesaikan dua majelis mudarasah; mudarasah ilmu fikih dan mudarasah ilmu wadha’.
Majelis mudarasah fikih Syafi’i sendiri telah menyelesaikan Syarah Syihabuddin Ar-Ramli ala Sittin Mas’alah. Kegiatan dilakukan pada hari Sabtu, (3/10/2023). Majelis yang diketuai oleh Yusuf Wafi ini telah mengkhatamkan pembahasan muamalah dalam kitab Al-Yāqut An-Nafīs.
Adapun majelis mudarasah dan murajaah ilmu Wadha’ membahas Syarah Ar-Rīsalah Al-‘Adhudhiyyah. “Pembahasan kitab tersebut berjalan selama sebulan, dan dengan rahmat Allah ta’ala dikhatamkan pada hari Senin, (9/10/2023), “ ujar Yusuf Wafi.
Atas keberhasilan mudarasah ini, Syeikh Husam Ramadhan, Syeikh Dar Imam Ghazali melalui pesan Whatsapp mengampresiasi. Menurut beliau, mudarasah merupakan bagian dari jamaah. Karena di dalamnya ada kebersamaan antar penuntut ilmu dalam membahas dan mengulang permasalahan-permasalahan ilmu.
“Allah senantiasa bersama orang-orang yang berjamaah,” demikian kata beliau.
Sebelumnya, bulan September 2023, HIMAYAH juga mengadakan ijazahan kitab maulid bersama Syeikh Ayman Al-Hajjar, seorang ulama Al-Azhar. Salah satu kitab yang dibaca dalam majelis tersebut adalah Maulid ar-Rasul shallallahu alaihi wa sallam wa Radha’ihi, karangan Imam Ibnu Katsir.

Sejarah Mesir dan Bumi Syam
Yang terakhir, pada Ahad, 15 Oktober 2023 HIMAYAH juga telah menyelenggarakan acara bincang sejarah dengan tema “Hubungan Mesir dan Palestina”. Acara yang diadakan di Rumah Peradaban, ini menghadirkan seorang pakar sejarah dari Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), yang dikenal lembaga kajian pemikiran dan peradaban Islam di Indonesia, Dr. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum.
Dalam kuliahnya, Dr Tiar menjelaskan masalah Palestina dan Baitul Maqdis. Menurutnya, nasionalisme Arab adalah akar dari terpecah-belahnya umat Islam, dimana yang menyatukan mereka bukan lagi iman, melainkan kesukuan.
Di akhir diskusi ia berharap agar kelak Bumi Palestina merdeka dari para penjajah. “Semoga kita dikumpulkan dengan mereka para syuhada di jannah-Nya,” ujar Tiar.*/Ib Hasbi