Hidayatullah.com– Menteri Dalam Negeri Prancis Gérald Darminin mengumumkan pembubaran kelompok ekstremis ultra-kanan Division Martel setelah kelompok tersebut terlibat kekerasan dan menyukut kebencian ras di daerah Drôme bulan lalu.
Didirikan satu tahun lalu oleh bekas anggota-anggota sebuah kelompok ultra-kanan yang dibubarkan sebelumnya, Division Martel resmi ditutup hari Rabu (6/12/2023), menyusul rapat kabinet dan sejalan dengan instruksi Presiden Republik ini, kata Darmanin lewat X (Twitter) seperti dilansir RFI.
Pada tanggal 28 November, Menteri Dalam Negeri mengusulkan pembubaran Division Martel, sehari setelah insiden yang menyerupai aksi balas dendam setelah kematian seorang remaja di desa Crépol.
Kala itu Darmanin juga menyebutkan bahwa dua kelompok sayap ultra-kanan lain juga akan dibubarkan, tanpa menyebutkan nama mereka.
Division Martel, yang didirikan tahun 2022 hanya beranggotakan sekitar 30 orang. Namun, yang meresahkan adalah mereka mendorong orang untuk melakukan aksi kekerasan terhadap imigran atau yang kelihatannya atau diduga Muslim. Mereka juga mengusung ideologi nasionalis dan sangat anti kepada orang asing atau pendatang yang berbeda dengan mereka.
Kerusuhan dan kekerasan yang dilakukan kelompok itu terjadi pada malam 25 sampai 26 November di kota kecil Romans-sur-Isère. Mereka beramai-ramai mendatangi kota itu dengan alasan menuntut balas kematian seorang remaja berusia 16 tahun. Mereka ingin “menyamakan skor” karena beberapa orang yang dituduh terlibat dalam penikaman remaja itu berasal atau tinggal di daerah tersebut, kata pihak berwenang.
Aksi mereka berusaha dihalangi oleh polisi, yang kemudian terlibat bentrokan fisik dengan kelompok tersebut. Aparat kemudian menangkap enam anggota kelompok itu, yang sekarang sudah diganjar hukuman penjara antara enam dan sepuluh bulan.
Darmanin menegaskan bahwa Prancis tidak ingin ada “perang sipil kecil” di masyarakat dan karena itu aparat bersikap tegas. Dia juga mengatakan bahwa kematian remaja tersebut merupakan “tragedi yang disesalkan”, tetapi bukan berarti orang bisa bertindak dan main hakim sendiri.
Division Martel juga pernah terlibat dalam perencanaan aksi kekerasan di jalan-jalan kota Paris terhadap para pendukung sepakbola keturunan Afrika Utara di saat laga semi-final Piala Dunia tanggal 14 Desember 2022 kesebelasan Prancis versus Maroko.*