Hidayatullah.com– Lebih dari 1.000 orang hari Ahad (20/4/2025) berkumpul di kota pelabuhan Tangier, Maroko, guna memprotes sebuah kapal Denmark yang dikabarkan membawa suku cadang jet tempur dari Amerika Serikat untuk Israel yang berlabuh di sana.
Pekerja pelabuhan dan sejumlah organisasi pendukung perjuangan rakyat Palestina di Gaza dalam pernyataan terpisah mengatakan bahwa kapal Maersk itu membawa suku cadang jet tempur F-35 dari Amerika Serikat untuk Israel, dan berlabuh di Tangier pada hari Ahad itu.
Kerumunan sekitar 1.500 orang menyuarakan penolakan kedatangan kapal tersebut. “Rakyat ingin kapal itu dilarang,” teriak mereka.
“Tidak boleh ada senjata genosida di perairan Maroko,” seru peserta unjuk rasa sambil berjalan di kawasan pelabuhan kontainer Tanger Med, lapor koresponden AFP.
Tuduhan bahwa kapal Maersk membawa muatan suku cadang F-35 itu muncul berdasarkan investigasi yang dilakukan oleh Declassified UK atas data kargo kapal tersebut.
“Muatan dari US Air Force Plant 4 dari Fort Worth diangkut ke pelabuhan Haifa di Israel dalam dua kapal kontainer Maersk antara 5 April dan 1 Mei, dan kemudian sebuah perusahaan lain akan membawa muatan itu lewat darat ke pangkalan udara Nevatim,” tulis Declassified UK seperti dilansir AFP Senin (21/4/2025).
Perusahaan pelayaran asal Denmark itu membantah mengangkut muatan berupa senjata atau amunisi ke Israel, meskipun mereka memiliki kontrak dengan pemerintah Amerika Serikat, dan sebelumnya pernah mengakui adanya pengiriman berupa “perlengkapan berkaitan dengan militer” yang merupakan bagian dari kerja sama keamanan antara AS dan Israel.
Inspeksi atas kargo Nexoe Maersk itu, sejauh ini, belum menemukan adanya senjata, menurut media online Maroko Yabiladi.
Situs berita itu mengutip pernyataan dari CGT General Union of Dock Workers and Port Personnel of the Gulf of Fos, yang mengatakan “semua kontainer sudah diperiksa, tidak ada yang perlu dilaporkan, tidak ada senjata, tidak ada suku cadang” di atas kapal Nexoe Maersk.
Para pengunjuk rasa di Tangier itu juga menyerukan pemutusan hubungan diplomatik antara Maroko dan Israel, yang melakukan normalisasi pada 2020 sebagai bagian dari kesepakatan Abraham Accords yang digagas Amerika Serikat.
Sebelumnya pada 6 April, ribuan orang berunjuk rasa di ibu kota Maroko, Rabat, guna menentang kebiadaban Zionis Israel di Gaza.*