Peserta Konferensi Internasional Al Aqsa menyerukan umat Islam di dunia mengerahkan seluruh kekuatan guna membebaskan Masjid Al Aqsa dari Israel
Hidayatullah.com—Dalam pertemuan hari Kamis ([21/8) kemarin, mereka juga mengimbau umat Islam di dunia untuk bersatu karena sejarah membuktikan bahwa hanya dengan berjamaah umat Islam dapat mengembalikan Masjid Al Aqsa ke pangkuan Islam.
“Hanya dengan berjamaah umat Islam dapat merebut kembali Masjid Al Aqsa dari musuh-musuhnya sebagaimana telah terbukti pada masa Umar bin Khatab dan Sultan Salahuddin Al Ayyubi,” kata Direktur Pesantren al-Fatah al-Islamy Yakhsallah Manshur.
Terkait dengan hal itu Presiden Sekretariat Himpunan Ulama’ Asia Tenggara Abd. hani Samsudin menjelaskan, langkah awal yang bisa dilakukan untuk menggalang kekuatan umat Islam adalah dengan melakukan kampanye untuk menyadarkan umat akan pentingnya Baitul Maqdis dan Palestina dalam sejarah Islam.
“Baitul Maqdis dan Palestina bermakna dan punya kaitan panjang dengan sejarah Islam. Baitul Maqdis merupakan tempat Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dimana Nabi Muhammad SAW menjadi tetamu Allah,” katanya.
Selaras dengan itu, ia melanjutkan, harus diupayakan agar Al Aqsa bisa menjadi masalah yang mendapatkan perhatian besar dari masyarakat antarbangsa sehingga bisa menjadi instrumen untuk menekan Israel supaya mematuhi keputusan resmi badan-badan internasional seperti PBB terkait masalah itu.
Kalaupun tidak bisa secara langsung ikut serta dalam usaha pembebaskan Al Aqsa dari Israel, kata Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz N Mehdawi, setidaknya umat Islam bisa memberikan bantuan dengan dana dan doa.
“Setidaknya kita bisa memakmurkan Al Aqsa dengan membaca doa-doa setelah sholat lima waktu,” katanya.
Sejak Israel menaklukkan dan selanjutnya menjajah Jerusalem Timur tahun 1967 hingga saat ini, Masjid Al Aqsa dan Baitul Maqdis berada di bawah kekuasaan Yahudi-Israel.
Akibatnya masyarakat Muslim Palestina dan antarbangsa di dunia tidak bisa lagi secara bebas mengunjungi masjid tersebut. Selama berada di bawah kekuasaan Israel, berbagai hal menimpa masjid tersebut.
Tahun 1967 hingga penghujung 1968, kata Samsudin, Israel menggali bagian bawah dinding bagian selatan Masjid. Kegiatan penggalian dan pembuatan terowongan di bawah dan di sekitar bangunan masjid kembali dilakukan pada 1970-1973, 1996 dan 2007 lalu. Masjid itu, katanya, juga pernah diserang dan dibakar hingga rusak berat pada 1969 dan dibom oleh tentara zionis sampai rusak hingga ke bagian dalamnya. [ant/hidayatullah.com]