Hidayatullah.com–Pemimpin kelompok oposisi terbesar di Bahrain, Wefaq, mengatakan bahwa pihaknya berupaya membantu proses reformasi politik di negara itu.
Sebagaimana dilansir Reuters (30/5), Ali Salman mengatakan, kelompok oposisi Syi’ah yang dipimpinnya tidak menentang keluarga kerajaan penguasa Bahrain. Sebaliknya, mereka mendukung keluarga Al-Khalifa sebagai penguasa dan ingin membantu pemerintah melakukan reformasi konstitusional.
“Kami katakan, kami menginginkan sebuah monarki konstitusional, bukan sebuah republik. Kami ingin perubahan bertahap ke arah sistem demokrasi, jadi kami tidak menentang keluarga penguasa,” kata Salman kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
“Kami memiliki tuntutan nasional yang tidak ada hubungannya dengan Iran,” dalih Salman.
Salman bisa saja mengaku bahwa kelompok Syi’ah tidak berusaha menggoyang penguasa kerajaan Bahrain yang Sunni. Namun faktanya, aksi demonstrasi yang terjadi di Bahrain yang dilakukan oleh kelompok Syi’ah mengikuti unjuk rasa di Tunisia dan Mesir. Syi’ah saat memulai aksi demo mengatakan tertindas oleh dominasi kekuasaan kerajaan yang dipimpin keluarga bangsawan Sunni.
Iran, negara Syi’ah, bahkan terang-terangan membela para demonstran Bahrain. Iran mengutuk kehadiran pasukan gabungan negara Teluk di Bahrain yang diklaimnya memerangi para demonstran Syi’ah, padahal kehadiran pasukan Teluk atas permintaan pemerintah Bahrain sebagai anggota Dewan Kerjasama Teluk.
Dr. Yusuf Al-Qaradhawi pernah menegaskan bahwa gejolak yang terjadi di Bahrain bukanlah revolusi rakyat yang menentang penguasa diktator, seperti yang terjadi di Tunisia dan Mesir. Apa yang terjadi di Bahrain, kata Al-Qaradhawi, adalah konflik sektarian antara Syi’ah yang merasa didominasi kelompok Sunni sebagai penguasa negara.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Salman mengelak bahwa kelompoknya berusaha mengganti kerajaan dengan republik dengan mengatakan, terbukti anggotanya tidak ada yang ditangkap pemerintah sebagaimana anggota kelompok Syi’ah lainnya.*