Hidayatullah.com—Muhammad Al Zawahiri menyebut pembebasan dirinya dan rekan-rekannya dari penjara merupakan “salah satu buah paling penting dari revolusi yang diberkati.” Demikian tulis Al Mishry Al Yaum, Selasa (20/03/2012).
Walaupun, kemungkinan ia tidak akan dibebaskan jika tidak ada revolusi rakyat menggulingkan rezim Husni Mubarak, saudar laki-laki dari tokoh Al Qaidah Ayman Al Zawahiri itu mengaku tidak menaruh dendam.
“Kami tidak menaruh dendam pada siapapun dan kami tidak membawa kebencian apapun. Kami keluar dari penjara dengan keinginan kuat untuk membangun negara kita, yang kami dirampas darinya … Mulai sekarang, tidak akan ada orang yang dapat menghentikan kita untuk membangun bangsa kita,” kata Zawahiri kepada Al Mishry Al Yaum.
Al Zawahiri mengatakan, prioritasnya adalah membebaskan 45 penghuni penjara lain yang didakwa secara keliru. Dia menyeru agar rakyat Mesir menuntut pengembalian hak-hak para narapidana itu.
“Mereka berhak untu dihargai setelah mendekam dalam penjara selama puluhan tahun dari umur mereka tanpa membuat satu kesalahan yang mengakibatkan mereka dihukum,” kata Zawahiri.
Menurut Zawahiri, revolusi hanya bisa mencapai sukses jika para tahanan politik yang ditindas mendapatkan kebebasan.
Muhammad Al Zawahiri mendekam di penjara selama 13 tahun, setelah ditangkap dan dideportasi dari Uni Emirat Arab. Pegadilan Mesir hari Senin (19/03/2012) membebaskannya dan membatalkan hukuman mati atas dirinya.
Pengadilan Mesir juga membebaskan sejumlah anggota Jamaah Al Islamiyyah dan kelompok Islam lainnya. Baca berita sebelumnya, Pengadilan Mesir Bebaskan Para Tokoh Jamaah Al Islamiyyah dan Anggota Jamaah Al Islamiyyah Diminta Pulang ke Mesir.*
Keterangan foto: Muhammad Al Zawahiri