Hidayatullah.com–Pengadilan agama untuk umat Yahudi (Rabbinical Court) di Montreal, Kanada, telah membuka ke permukaan isu pelecehan seksual dalam masyarakat Yahudi Ortodoks Montreal yang selama ini selalu ditutup-tutupi.
Dalam satu nasehat yang disampaikan pada awal perkemahan musim panas, pengadilan agama Yahudi mengatakan kepada para orang tua untuk memberitahukan anak-anak tentang sentuhan yang tidak pantas, apakah dengan anak lain, keluarga, atau orang yang dihormati.
Nasehat secara tertulis itu meminta pada para orang tua agar menyampaikan kepada anak-anak supaya mereka memberitahu para orang tua atau rabi jika terjadi insiden rabaan yang tidak pantas.
Langkah ini merupakan upaya terhadap komunitas yang telah dituduh menutup-nutupi persoalan sensitif pelecehan seksual di masa lalu.
“Itu sudah merupakan langkah besar bagi komunitas Ortodoks,” kata Diane Sasson, direktur eksekutif dari Auberge Shalom, pusat bagi perempuan dan anak-anak korban kekerasan suami-istri. “Bahwa pengadilan Yahudi mengakui adanya pelecehan seksual merupakan tanda kemajuan.”
Tapi seorang pemerhati pelecehan seksual dalam komunitas Ortodoks mengkritik pengadilan agama yang tidak memberitahu para orang tua untuk melaporkan insiden pelecehan kepada polisi atau pihak berwenang yang menangani perlindungan anak muda.
“Pengadilan Yahudi membajak sistem peradilan pidana karena menggantikan dan merampas otoritas,” tuduh Amy Neustein, editor Tempest in the Temple: Jewish Communities and Child Sex Scandals, sebagaimana diberitakan The Gazette, Rabu (27/7).
Neustein kehilangan hak asuh putrinya yang berusia 6 tahun pada tahun 1986 setelah ia menduga mantan suaminya menganiaya anak. Sosiolog ini juga menuduh pengadilan Yahudi menutup-nutupi kasus pelecehan.
“Pengadilan agama Yahudi telah menjadi sangat mahir menghalangi keadilan,” kata Neustein dalam wawancara telepon dari Fort Lee, New Jersey.
Tapi Rabbi Saul Emanuel, direktur eksekutif Pengadilan Agama Yahudi tersinggung terhadap saran agar orang-orang seharusnya menghubungi pihak berwenang (polisi).
“Pemberitahuan tidak membahas insiden. Pemberitahuan berbicara tentang pendidikan,” katanya.
“Ada kadang-kadang insiden yang mungkin tidak tepat, sehingga orang mesti diberitahu agar waspada, untuk memastikan mereka melindungi anak-anak mereka,” katanya.
Emanuel mengatakan, itu terserah pada orang itu untuk menentukan siapa yang harus dihubungi jika insiden muncul. “Itu bukan bidang kami untuk mendiskusikan apa yang harus dilakukan,” katanya.
Howard Nadler, manajer penghubung di Pusat Pemuda dan Keluarga Batshaw menyambut baik pemberitahuan dari pengadilan Yahudi tersebut, tetapi ia mengatakan, seharusnya orang menghubungi pihak yang berwenang.
“Saya menghargai pemberitahuan yang dilakukan pengadilan Yahudi tersebut,” kata Nadler. “Tapi mereka harus melaporkannya kepada (lembaga) Perlindungan Anak Muda.”
Michael Whitman, rabi senior Adath Israel Kongregasi Poale Zedek di Hampstead, Que., setuju dengan pendapat itu. “Meskipun insiden ini jarang terjadi, tetapi kasusnya ada, dan kita tidak seharusnya mengabaikan kasus tersebut,” katanya.
Rabi kurang pelatihan untuk berurusan dengan isu sensitif pelecehan, kata Sasson. “Mereka harus memiliki orang profesional yang bekerja dengan tepat pada mereka,” katanya.
Perdebatan terbuka yang sama terjadi pada saat New York diguncang pekan lalu oleh pembunuhan mengerikan terhadap anak 8 tahun, Leiby Kletzky, di Brooklyn, setelah diculik saat berjalan pulang dari pemukiman Yahudi.
Laporan media menunjukkan, anggota komunitas Hasidic menyembunyikan orang yang diduga menganiaya anak, dan tidak diserahkan kepada polisi.
Pada Selasa, Dewan Rabbi Amerika menyatakan, mereka yang memiliki kecurigaan atau menjadi saksi mata atas terjadinya pelecehan atau tindakan yang membahayakan, memiliki kewajiban agama melaporkan pelecehan ke otoritas hukum sekuler tanpa penundaan.
“Tuduhan palsu berbahaya bagi mereka yang menjadi tertuduh palsu, tetapi tidak melaporkan pelecehan atau tindakan berbahaya dapat mengancam jiwa, seperti peristiwa tragis yang baru saja terjadi,” kata dewan itu dalam pernyataannya.*