Hidayatullah.com–Setiap tahun selalu saja ada jamaah haji yang melanggar visa dengan berbagai alasan. Untuk menanggulanginya, dua negara Afrika menerapkan kebijakan yang cukup unik.
Guna mencegah banyaknya jamaah haji yang berlama-lama di Saudi hingga melebihi batas izin tinggal, pemerintah Kairo menerapkan kebijakan denda 7.000 pound Mesir bagi setiap haji yang melanggar visanya.
Kebijakan itu disambut baik oleh salah seorang jamaah haji Mesir dari kota Alexandria, Abdul Aati Hawari.
“Ini keputusan yang sangat penting dan akan menjamin keamanan para jamaah,” katanya.
Sementara Wajdi Ramadan, seorang profesor, meminta agar pemerintah Mesir belajar dari Malaysia dalam penanganan haji, sehingga mereka bisa beribadah dengan mudah.
Sedangkan Hussam Abu Sulaiman meminta agar pemrintahnya meniru Tunisia.
“Jika mereka membekali semua jamaah dengan telepon genggam seperti Tunisia, maka jumlah jamaah haji yang terlantar bisa dikurangi. Hal ini penting, karena sebagian besar jamaah Mesir berasal dari luar kota dan buta huruf,” kata Abu Sulaiman, seperti dikutip Arab News (12/10/2011).
Tahun ini Tunisia memberangkatkan 10.000 jamaah haji. Kelompok pertama dijadwalkan tiba Senin pekan depan.
Pemerintah Tunisia memutuskan untuk memberikan telepon genggam kepada masing-masing jamaah haji, agar mereka dapat menghubungi keluarga, teman, serta petugas haji dari negaranya.
“Ini baru pertama kali terjadi dalam sejarah negara kami,” kata seorang sumber yang dekat dengan pengurus haji Tunisia.
“Ini menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap jamaah haji,” tegasnya.
Jamaah haji Mesir juga berharap pemerintahnya akan memberikan perhatian lebih, terutama pasca revolusi penggulingan rezim Husni Mubarak.
“Kami ingin mendapatkan perubahan positif dalam pelayanan haji, seperti yang dinikmati Tunisia,” kata Hamam Al Aswani, salah seorang pengelola agen perjalanan haji.
“Pemerintah harus mengurangi jumlah jamaah yang tinggal di Mina dari 3.500 menjadi 2.000, sebagaimana yang diinstruksikan pemerintah Saudi,” katanya.
Presiden agen perjalanan dan wisata Baroon Travel, Barakat Aburannan, juga berharap agar pengelolaan haji Mesir lebih baik dari sebelumnya.
Menurutnya, dulu layanan untuk jamaah sangat terbatas dan menyedihkan. Aburannan mengusulkan agar pembimbing haji yang bertugas adalah orang yang berpengalaman dan cekatan dalam mengatasi permasalahan jamaah.*