Hidayatullah.com– Konflik bersenjata di sepanjang Sungai Nil di Sudan Selatan menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan bagi lebih dari 60.000 anak malnutrisi di bagian timur laut negara itu selama hampir satu bulan.
Dua organisasi di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan pangan World Food Program (WFP) dan kesejahteraan anak UNICEF mengatakan pasokan makanan bergizi bagi anak-anak di negara bagian Nil Atas, salah satu dengan angka malnutrisi tertinggi di negara itu, diperkirakan akan habis pada akhir bulan Mei ini, lapor Reuters Kamis (8/5/2025).
“Anak-anak menjadi yang pertama menderita di masa darurat. Apabila kita tidak dapat mengirimkan pasokan makanan bergizi ke mereka, kita kemungkinan akan melihat eskalasi malnutrisi di daerah-daerah yang sudah kritis,” kata Mary-Ellen McGroarty, perwakilan WFP di Sudan Selatan, dalam sebuah pernyataan bersama WFP-UNICEF.
Sungai Nil merupakan urat nadi jalur transportasi di Sudan Selatan karena negara miskin itu tidak memiliki banyak jalan beraspal dan topografi wilayahnya cukup menantang, terutama selama musim hujan ketika banyak jalan tidak dapat dilewati.
Kedua organisasi itu tidak menjelaskan bentrokan bersenjata mana yang menghalangi rute pengiriman bantuan. Namun, pasukan pemerintah sejak bulan Maret saling serang dengan milisi etnis Nuer yang dikenal sebagai White Army di daerah sekitar Sungai Nil.
Pada pertengahan April, tongkang yang membawa 1.000 metrik ton pasokan makanan dan nutrisi yang ditujukan ke negara bagian Nil Atas terpaksa kembali karena masalah keamanan, kata WFP dan UNICEF.
Kedua organisasi itu menolak usulan pembuatan gudang di pusat-pusat kesehatan, karena berisiko menjadi target penjarahan.*