Hidayatullah.com–Kementerian Perumahan dan Pembangunan Israel hari Ahad (18/12/2011) mengumumkan bahwa mereka akan membuka penawaran tender pembangunan 1.000 unit rumah di pemukiman ilegal di Tepi Barat.
“Sejumlah negara tidak akan senang dengan (tender) ini, tapi mereka tidak akan terkejut,” kata menteri Ariel Atias, dikutip Maan dari laman Yahudi Ynet.
Pembangunan mencakup 500 unit rumah di Har Homa selatan Al Quds, 348 unit di Betar Illit barat daya Al Quds dan 180 unit di Givat Zeev, barat laut Al Quds.
“Keputusan ini dibuat bulan lalu, setelah Palestina diterima masuk UNESCO,” kata Atias.
Pekan lalu, pemerintah Zionis menyetujui pembangunan 40 rumah dan sebuah pertanian di dua pemukiman baru dekat Bait Lahim (Betlehem).
“Militer Israel telah menyetujui pembangunan sebuah pemukiman permanen baru dan sebuah pertanian di dekat pemukiman Efrat, Tepi Barat,” lapor koran Haaretz.
“Pembangunan khususnya di Efrat sensitif menurut saya, karena letaknya di sebelah timur dari jalan raya menuju Bait Lahim,” kata Hagit Ofran dari Peace Now kepada AP, menanggapi rencana pembangunan tersebut.
“Itu artinya jika Israel ingin menganeksasi Efrat, maka ia akan membelah Bait Lahim dari selatan Tepi Barat,” lanjut Ofran.
Lebih dari 310.000 orang Yahudi saat ini menempati pemukiman-pemukiman ilegal yang didirikan di wilayah Tepi Barat yang diduduki Zionis Israel. Jumlah mereka terus bertambah dari hari ke hari.
Sejak UNESCO memutuskan menerima Palestina sebagai anggota penuh, Zionis Israel langsung mempercepat pembangunan pemukiman-pemukiman Yahudi guna memperkuat posisi mereka di wilayah-wilayah Palestina yang dijarahnya.*