Hidayatullah.com—Al Ikhwan Suriah hari Senin (16/7/2012) memulai pertemuan dua hari di pinggiran kota Istanbul, guna membahas tentang dukungan atas gerakan perlawanan terhadap rezim Bashar Al Assad.
“Ini merupakan pertemuan pertama organisasi setelah lebih dari 30 tahun,” kata Omar Mushaweh, wakil Al Ikhwan yang ada di dalam Dewan Nasional Suriah kepada AFP. Sejak aksi perlawanan tahun 1982 yang mendapatkan tanggapan ofensif dari rezim Suriah ketika itu, banyak anggota Al Ikhwan yang melarikan diri ke luar negeri.
Menurut Mushaweh, ada dua pokok masalah yang mereka angkat, yaitu masalah internal terkait menggerakkan pemuda dan wanita di dalam organisasi Al Ikhwan dan menggalang dukungan lebih banyak terhadap revolusi di Suriah.
Dalam acara pembukaan pertemuan itu, salah seorang anggota bernama Muhammad Riad Al Shakfa menyeru agar masyarakat internasional mau mendengarkan suara rakyat Suriah.
Abdul Bassit Sayda, pimpinan Dewan Nasional Suriah yang juga hadir dalam acara itu mengulangi seruannya agar kelompok oposisi bersatu melawan rezim di Damaskus.
Al Ikhwan Al Muslimun dilarang di Suriah sejak tahun 1963, setelah berusaha melakukan revolusi yang mengakibatkan sekitar 20.000 orang meninggal dunia.*