Hidayatullah.com—Obsesi untuk mengurangi jumlah tindak kejahatan mendorong polisi Inggris memalsukan data statistik laporan kriminal, kata salah seorang anggota polisi senior.
Dilansir BBC (20/11/2013) Kepala Polisi Derbyshire Mick Creedon mengatakan, sejumlah pejabat kepolisian menceritakan kepadanya bahwa hal tersebut benar terjadi.
Pada hari Selasa lalu, para wakil rakyat di parlemen mendengarkan keterangan yang mengatakan unit-unit di kepolisian rutin memanipulasi statistik kriminalitas demi mencapai target.
Creedon yang berbicara atas nama Asosiasi Pejabat Kepala Kepolisian (Acpo) unit kejahatan terorganisir mengatakan, “keadaan sebenarnya” dari kasus kekerasan dalam rumah tangga dan kejahatan seksual adalah jumlahnya meningkat.
Dia mengatakan, manipulasi angka statistik itu merupakan konsekuensi dari tekanan para petinggi di kepolisian, inspeksi dan rencana tugas yang menuntut dipangkasnya angka kriminalitas.
Kata Creedon, polisi ditekan “untuk melakukan yang apa saja yang bisa dilakukan” untuk memanipulasi sehingga angka kriminalitas terkesan memang menurun.
Pernyataan Creedon itu merupakan pengakuan terang-terangan pertama yang pernah dikeluarkan oleh seorang pejabat polisi.
Namun, tidak semua pejabat polisi mengakui kecurangan tersebut.
Jeff Farrar dari unit catatan kejahatan Acpo mengatakan, tidak ada orang yang masuk jadi polisi untuk memanipulasi data. Dia menuding kurangnya pengetahuan, tekanan pekerjaan, kesalahan sistem dan tekanan kinerja sebagai penyebab kesalahan statistik tersebut.
Tetapi Kepala Polisi Metropolitan James Patrick, yang saat ini sedang diperiksa terkait masalah kedisiplinan, mengakui kepada parlemen bahwa ada keanehan dalam pelaporan tindak kejahatan sejak dia masuk kepolisian tahun 2009. Misalnya saja, agar tidak dimasukkan dalam “buku laporan” kejahatan, kasus yang sebenarnya perampokan (kriminal berat) justru ditulis sebagai kasus penjambretan (kriminal ringan). Sementara kasus pencurian ditulis sebagai kasus kehilangan.
Anggota parlemen dari Partai Konservatif Bernard Jenkin mengaku sangat terkejut, sebab manipulasi data statistik kriminalitas di Inggris itu terjadi dalam skala yang sangat luas.*