Oleh: Qosim Nursheha Dzulhadi
SEPERTINYA hujatan terhadap Al-Quran, Kitab Suci ummat Islam, memang tidak akan berhenti. Kasus penjualan terompet tahun baru oleh banyak Alfamart di Kendal, Jawa Tengah, yang menggunakan sampul Al-Quran merupakan bukti baru tentetan hujatan itu.
Dan telah ditemukan bahwa ada 21 Alfamart yang sempat menjual terompet tahun baru 2016 yang berbahan kertas cover Al-Quran.[Ratusan Terompet bersampul alquran dijual di alfamart, www.merdeka.com, Selasa, 29/12/2015]
Melihat jumlah terompet yang terjual seperti tersebut di atas, tampaknya banyak yang suka dengan terompet itu. Laris manis, bak kacang goreng. Dan biasanya begitu yang selama ini terjadi. Jika ummat Islam diserang, banyak orang yang suka “mendukungnya”, meski harus keluarkan dana besar. Lantas, apa yang harus dijelaskan mengenai kasus penistaan dan hujatan terhadap Al-Quran itu?
Sejatinya, peristiwa hujatan yang sudah mulai tercium sejak Ahad (27/12/2015) dan menjadi heboh sejak Senin (28/12/2015) mengharuskan sensisivitas umat Islam bangkit. Karena ini berkaitan dengan akidah: keyakinan sekaligus keimanan. Dan hemat penulis ada beberapa catatan penting mengenai perisitiwa paling baru mengenai hujatan ini. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, kecewa terhadap Islam
Ya, jika yang melakukannya adalah orang-orang kafir yang memusuhi Islam, maka ini menjadi sangat lumrah. Karena mereka sejak awal sudah kecewa dengan kehadiran Islam di Jazirah Arab dulu. Allah sudah jelaskan tentang ini, “…hari ini orang-orang kafir sangat kecewa dan putus asa dari agama kalian. Maka, janganlah kalian takut kepada mereka, tapi takutlah hanya kepada-Ku saja…” (Qs. Al-Ma’idah [5]: 3).
Dalam tafsir al-Khazin disebutkan penjelasan mengenai Qs. 5: 3 di atas bahwa, kaum kafir memang kecewa dan putus asa karena ummat Islam tidak kembali lagi kepada kekufuran. Karena itulah yang mereka inginkan. Namun ketika Islam menjadi kuat, harapan mereka pupus. Itulah hari dimana Rasulullah Saw. memasuki kota Mekah pada Haji Wada’. Sejak hari itu mereka putus asa, karena ternyata agama Islam tidak batil dan tidak mungkin digugurkan. (Syekh ‘Ala’ al-Din ‘Ali ibn Muhammad ibn Ibrahim al-Baghdadi (al-Khazin) (w. 725 H), Tafsir al-Khazin (Lubab al-Ta’wil fi Ma’ani al-Tanzil, 2/9).
Artinya, kaum kafir memang kecewa berat, mereka sungguh frustasi. Karena ternyata sangat sulit untuk meyakinkan dunia bahwa Islam ini agama yang tidak benar. Justru sebaliknya kebenaran Islam makin menyinari dunia. Sehingga kesimpulan ‘Abbas Mahmud al-‘Aqqad sungguh benar, Islam itu benar, musuh-musuhnya batil (Lihat, al-‘Aqqad, Haqa’iq al-Islam wa Abathil Khushumihi (Shaida-Beirut: Mansyurat al-Kutub al-‘Ashriyyah, 1957).
Kedua, karena Al-Quran Beda dengan Bible
Ada sebab lain mengapa musuh-musuh Islam begitu bernafsu untuk “memberangus” ajaran dan kandungan Al-Quran. Karena Al-Quran mengandung berbagai keutamaan dan keistimewaan dibandingkan kitab-kitab sebelumnya, utamanya Bible. Diantara keutamannya adalah:
1. Batu Ujian
Fungsi Al-Quran ternyat tak hanya sekadar ‘afirmator’ (mushaddiq lima bayna yadaihi min al-kitab), tetapi berfungsi juga sebagai “batu ujian” (mihaimin ‘alaihi) (Qs. 5: 48). Apa saja yang sesuai dengan Islam akan dibenarkan, yang bertolak-belakang akan dikritik secara adil di dalam Al-Quran ini.* (BERSAMBUNG)
Penulis adalah staf pengajar di PP. Ar-Raudhatul Hasanah, Medan-Sumatera Utara