Hidayatullah.com–Kedua penulis Alexis Marchek dan Luc Kofi menyatakan dalam sebuah artikel majalah Newsweek, AS, bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengatakan sesuatu yang kembali tidak bisa dipercaya, dan penarikan Rusia dari Suriah adalah suatu kebohongan, seperti yang dilansir Aljazeera, 1 Mei 2016.
Artikel itu menambahkan mengenai hal-hal yang bertentangan dengan apa yang dikatakan Putin, bahwa Rusia telah mengirimkan kekuatannya dan perlengkapannya untuk Suriah.
Tujuan pengumuman Rusia tentang penarikan dirinya dari Suriah adalah ingin berlepas diri dari gangguan dunia dan berupaya menciptakan gambaran bahwa Rusia adalah bagian dari solusi untuk Suriah, sebagai pertimbangan bahwa keberadaannya merupakan bagian dari masalah.
Kedua penulis itu menambahkan, terdapat banyak berita yang berisi bahwa Rusia mendukung penyerangan yang dilakukan Rezim Suriah Bashar al Assad dan sekutunya Iran terhadap kota Halab (Aleppo), bagian utara. Dan saat ini Rusia sedang berjaga dengan pasukan artilerinya di sekitar Suriah Utara.
Hal ini membuat Gedung Putih gelisah dan meminta kepada Putin agar dirinya hanya memfokuskan dalam hal diplomasi saja. Alexis dan dan Kofi menyebutkan, keberadaan Rusia di Suriah adalah karena dua sebab, pertama Moskow berhasrat terhadap eksistensi angkatan perang di seluruh dunia. Sebagaimana dia ingin kekuasaannya di Suriah untuk menjadikannya sebagai model yang mendukung perundangan dalam masalah Ukrania.
Dua penulis itu berpandangan, bahwa Moskow ingin dunia mengakuinya sebagai bagian dari solusi dalam berbagai masalah di dunia, oleh karena itu meskipun penduduk Rusia menderita disebabkan merosotnya perekonomian negara mereka, sementara itu kesejahteraan Putin dan rekan-rekannya terus berkembang.
Artikel tersebut juga menjelaskan bahwa Putin akan melakukan apapun demi menjadikan Rusia sebagai negara terkuat sebanding dengan AS, kedua penulis itu mengatakan, sudah tiba waktunya bagi dunia untuk bangun terhadap tindakan-tindakan Putin.*/Rizka Romadhona