Hidayatullah.com– Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mengatakan, Konferensi Tingkat Tinggi Developing Eight (KTT D-8) ke-9 fokus untuk membicarakan peningkatan kerja sama ekonomi antar Negara D-8.
“Summit KTT ini, kan, untuk membicarakan masalah-masalah ekonomi, nah untuk bagaimana kerja sama ekonomi antara D-8 itu,” ucap Wapres JK kepada awak media usai tiba di Bandara Internasional Ataturk, Istanbul, Kamis pagi (19/10/2017) dalam rilis Wapres diterima hidayatullah.com, Jumat (20/10/2017).
Wapres menambahkan, di forum tersebut ia akan menarik perhatian untuk meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan dan investasi.
“Jadi yang ingin kita sampaikan bagaimana meningkatkan kerja sama itu, perdagangan dan investasi antar negara-negara D-8,” imbuhnya.
Di tempat terpisah, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi meminta D-8 fokus pada kerja sama ekonomi.
“Intinya kita meminta D-8 fokus pada kerja sama ekonomi, kita harus benar-benar kembali ke asal-usul untuk meningkatkan kerja sama ekonomi,” tuturnya.
Baca: Di KTT, Indonesia Dorong OKI Bekerja Sama Atasi Krisis Rohingya
Sebelumnya Wapres JK yang didampingi Wakapolri Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin itu tiba di Bandar Udara Internasional Ataturk, Istanbul, pukul 07.05 WS, Kamis. Pesawat Kepresidenan BBJ 2/A-001 membawa rombongan menempuh penerbangan 4 jam 35 menit dari Abu Dhabi.
Di Bandar Udara Internasional Ataturk, Wapres langsung disambut oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Turki, Wardana, Pejabat dari Perwakilan Kementerian Luar Negeri Turki di Istanbul, Wakil Gubernur Istanbul, dan Atase Pertahanan Republik Indonesia di Ankara.
Diketahui, Developing Eight (D-8) didirikan lewat Deklarasi Istanbul yang dihasilkan dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-1 D-8, 15 Juni 1997 silam di Istanbul.
Deklarasi Istanbul berisikan tujuan, prinsip-prinsip, dan bidang-bidang kerja sama D-8. Yaitu; peace instead of conflict, dialogue instead of confrontation, justice instead of double-standards, equality instead of discrimination, dan democracy instead of oppression. Negara anggota D-8 terdiri dari Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan, dan Turki.
Pembentukan D-8 awalnya dimaksudkan untuk menghimpun kekuatan negara-negara Islam anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), dalam rangka menghadapi ketidakadilan dan sikap mendua negara-negara Barat.
Baca: KTT Jalur Sutera, PKS: Indonesia Harus Punya Daya Tawar Kuat dengan China
Dalam perkembangannya, D-8 beralih menjadi kelompok yang tidak bersifat eksklusif keagamaan dan ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat negara anggotanya lewat pembangunan ekonomi dan sosial.
D-8 ingin meningkatkan posisi negara anggotanya dalam perekonomian dunia, memperluas dan menciptakan peluang-peluang baru dalam bidang perdagangan. Organisasi ini juga bermaksud memperkuat tercapainya aspirasi negara anggotanya dalam proses pembuatan keputusan di tingkat global, serta meningkatkan taraf hidup masyarakat negara-negara anggotanya.
Setelah rangkaian acara KTT D-8, Wapres JK direncanakan melaksanakan ibadah umrah di Tanah Suci Arab Saudi, lalu akan kembali ke Jakarta pada Senin (23/10/2017) pagi waktu setempat.*