Hidayatullah.com– Penjaga pantai Tunisia mengatakan pihaknya telah menemukan sekitar 210 mayat migran dalam kurun kurang dari 2 pekan yang terdampar di pantai pesisir bagian tengah negaranya.
Pemeriksaan awal terhadap jasad menunjukkan bahwa para migran itu berasal dari kawasan sub-Sahara Afrika, menurut Houssemeddine Jebabli dari Garda Nasional seperti dilansir Associated Press.
Jumlah mayat yang ditemukan itu diumumkan pada hari Jumat (28/5/2023). Dari 210 migran mati yang ditemukan selama 10 hari sejak 18 April, sekitar 70 di antaranya ditemukan di pantai timur Sfax, pulau tetangga Kerkennah dan Mahdia, menurut jaksa Faouzi Masmoudi, yang menangani masalah migrasi.
Ketiga daerah tersebut merupakan titik tolak bagi kebanyakan migran yang ingin menyeberang ke wilayah Eropa, termasuk ke pulau terluar Italia, Lampedusa, kata Masmoudi.
Bagi banyak orang Afrika dari kawasan sub-Sahara, yang tidak memerlukan visa untuk bepergian ke Tunisia, negara di Afrika Utara itu berfungsi sebagai batu loncatan ke Eropa, sementara sebagian lain datang dari Libya, yang berbatasan dengan Tunisia.
Melonjaknya jumlah mayat migran yang ditemukan di Sfax membuat kamar mayat di RS Habib Bourguiba kewalahan.
Untuk mengurangi tekanan pada rumah sakit, pihak berwenang setempat berupaya mempercepat penguburan para korban setelah melakukan tes DNA dan kemungkinan identifikasi oleh kerabat si mayat, kata Masmoudi.
Romdhane Ben Amor, jubir Tunisian Forum for Economic and Social Rights (FTDES), sebuah organisasi non-pemerintah yang bergerak menangani isu-isu migrasi, mengatakan bahwa pemerintah setempat sudah berkomitmen untuk membuat pemakaman khusus bagi para migran dengan dasar “mereka bukan Muslim”.
Namun, menurut Amor komitmen itu masih belum berhasil ditunaikan karen kesulitan untuk menemukan lahan untuk pemakaman.
Menyusul kunjungan awal pekan ini oleh Komisaris Eropa untuk Urusan Dalam Negeri Ylva Johansson, Kementerian Luar Negeri Tunisia mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Kamis bahwa Tunisia dan Uni Eropa sepakat untuk menggalakkan pemulangan sukarela para migran dari sub-Sahara ke negara asal mereka masing-masing.*