Hidayatullah.com – Sejumlah kerabat orang “Israel” yang disandera Hamas di Gaza menyerbu sidang komite parlemen di Yerusalem, menuntut perwakilan mereka untuk berbuat lebih banyak dalam upaya membebaskan orang-orang yang mereka cintai.
Aksi yang dilakukan oleh sekitar 20 orang pada hari Senin ini menandakan meningkatnya perbedaan pendapat di dalam negeri pada bulan keempat perang Gaza.
Seorang wanita mengangkat foto tiga anggota keluarganya yang termasuk di antara 253 orang yang ditangkap dalam serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, yang memicu pertempuran terburuk dalam beberapa dekade terakhir.
Sekitar 130 orang masih berada dalam tawanan setelah yang lainnya dibawa pulang dalam gencatan senjata pada bulan November.
“Hanya satu yang ingin saya kembalikan hidup-hidup, satu dari tiga!” teriak seorang pengunjuk rasa wanita setelah merangsek masuk ke dalam diskusi Komite Keuangan Knesset.
Para pengunjuk rasa lainnya mengangkat papan-papan bertuliskan: “Kalian tidak akan duduk di sini sementara mereka mati di sana.”
“Bebaskan mereka sekarang, sekarang, sekarang!” teriak mereka.
Sebelumnya, keluarga orang “Israel” yang ditawan Hamas telah berulangkali menggelar aksi demonstrasi mendesak pembebasan kerabat mereka dan negosiasi dengan Gerakan Perlawanan Islam, Hamas.
Dari aksi turun ke jalan hingga aksi demonstrasi di depan kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Baca juga: Ibu Tawanan ‘Israel’ Sebut Anaknya Tewas Dibunuh IDF Sendiri
Netanyahu menolak persyaratan Hamas
Ketua panel Moshe Gafni, kepala partai Yahudi ultra-Ortodoks dalam koalisi Netanyahu, segera berdiri dan menghentikan pengarahan ekonomi yang sedang berlangsung dan berusaha menenangkan para pengunjuk rasa.
“Menebus tawanan adalah ajaran yang paling penting dalam Yudaisme, terutama dalam kasus ini, di mana ada urgensi untuk melestarikan kehidupan,” katanya, tetapi menambahkan: “Keluar dari koalisi tidak akan mencapai apa-apa.”
Pada hari Senin, Netanyahu mengatakan kepada keluarga sandera bahwa Hamas tidak memberikan tawaran kuat yang akan membuat orang yang mereka cintai dibebaskan, sehari setelah dia menolak syarat yang diajukan oleh Hamas untuk mengakhiri perang dan membebaskan para sandera yang akan mencakup penarikan total Israel dan membiarkan Hamas berkuasa di Gaza.
“Tidak ada proposal nyata dari Hamas. Itu tidak benar. Saya mengatakan hal ini sejelas mungkin karena ada begitu banyak pernyataan yang salah yang tentunya menyakitkan bagi Anda,” kantor Netanyahu mengutip pernyataannya kepada kelompok tersebut.
Di luar rumah Netanyahu di Yerusalem – di sebuah jalan bernama Azza, bahasa Ibrani untuk Gaza – Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang telah menyiapkan sebuah aksi yang menyerukan agar kesepakatan pertukaran itu dilanjutkan.
“Jika perdana menteri memutuskan untuk mengorbankan para sandera, dia harus menunjukkan kepemimpinan dan secara jujur menyampaikan posisinya kepada publik Israel,” demikian pernyataan mereka.*
Baca juga: Pejuang Al-Qassam Jebak 30 Tentara ‘Israel’ Masuk Gedung Penuh Peledak