Hidayatullah.com—Otoritas keilmuan Islam sunni tertua di dunia, Al-Azhar Asy-Syarif memperingatkan bencana kemanusiaan yang “belum pernah terjadi sebelumnya” jika zionis ‘Israel’ terus melanjutkan serangan di Rafah yang padat.
Al-Azhar mengutuk agresi ‘Israel’ yang menargetkan pengungsi, yang menyebabkan kematian lebih dari 100 orang, setengah dari mereka adalah anak-anak, dalam satu serangan.
Al-Azhar memperingatkan “akan terjadinya bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya jika kita tetap diam mengenai rencana kriminal berbahaya untuk menyerbu Rafah, yang merupakan rumah bagi sekitar satu setengah juta pengungsi yang meninggalkan rumah dan tanah mereka dari wilayah utara, Gaza tengah, dan selatan untuk mencari tempat berlindung yang aman.”
“Perlunya bersatu dalam menghadapi kejahatan negara pendudukan terhadap Rafah, terutama setelah negara tersebut tidak mendengarkan seruan global yang dikeluarkan oleh berbagai kekuatan aktif di komunitas internasional,” demikian pernyataan lembaga yang didominasi ulama ini.
Al-Azhar menekankan bahwa kegagalan memberikan bantuan kepada warga Palestina yang tidak bersalah saat ini (bukan besok) akan menyebabkan kematian puluhan ribu orang yang tidak bersalah, wanita, orang tua, anak-anak dan remaja, yang melarikan diri dari api agresi dalam kejahatan baru dalam “catatan kejahatan genosida selama lebih dari 75 tahun.”
Al Azhar mengharap keterlibatan komunitas internasional dan kekuatan aktif “memikul tanggung jawab atas ancaman ganda berupa pembunuhan dan pemusnahan, mencegah bantuan kemanusiaan dan bantuan yang memadai ke Jalur Gaza, dan menghilangkan semua aspek kehidupan di jalur yang terisolasi.”
Sementara media Yahudi, Hebrew Broadcasting Corporation mengatakan minggu lalu bahwa tentara ‘Israel’ telah menyetujui rencana operasional untuk melancarkan operasi darat di Rafah.
Sejak 7 Oktober lalu, ‘Israel’, yang diadili di Mahkamah Internasional atas tuduhan melakukan kejahatan “genosida” terhadap warga Palestina, telah melancarkan perang dahsyat di Jalur Gaza, yang menyebabkan lebih dari 28.473 orang syahid dan 68.146 orang terluka, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan wanita, serta ribuan lainnya hilang di bawah reruntuhan, lapor Anadolu Agency.*