Hidayatullah.com– Pemerintah China mengakhiri program adopsi internasional atau adopsi anak oleh orang dari luar negeri, keputusan yang membuat banyak kalangan di Amerika Serikat cemas.
Kamis (5/9/2024), dalam keterangan pers harian juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan bahwa pemerintah tidak lagi memperbolehkan adopsi lintasnegara anak-anak dari negerinya, dengan pengecualian kerabat yang memiliki hubungan mengangkat seorang anak atau anak tiri.
Wanita itu tidak mengatakan apa-apa kecuali bahwa keputusan tersebut sejalan dengan konvensi-konvensi internasional.
Menanggapi keputusan tersebut, pihak Kedutaan Amerika Serikat meminta klarifikasi tertulis dari Kementerian Urusan Sipil China, kata Departemen Luar Negeri AS hari Kamis. Pejabat Beijing memberitahukan perihal perubahan aturan tersebut lewat telepon ke Kedutaan AS.
“Sepengetahuan kami masih ada ratusan keluarga yang menunggu penyelesaian proses adopsi, dan kami bersimpati dengan situasi mereka.” kata Departemen Luar Negeri AS, seperti dilansir Associated Press.
Banyak orang mengadopsi anak-anak dari China kurun beberapa dekade terakhir, mengunjungi negara tersebut untuk menjemput dan kemudian membawa mereka ke rumah baru di luar negeri.
Keluarga-keluarga AS telah mengadopsi 82.674 anak dari China, jumlah terbanyak dibandingkan negara asing mana pun.
China menangguhkan adopsi internasional selama pandemi Covid-19. Pemerintah kemudian melanjutkan adopsi untuk anak-anak yang telah menerima izin perjalanan sebelum penangguhan pada tahun 2020, kata Departemen Luar Negeri AS dalam laporan tahunan terbarunya tentang adopsi.
Konsulat AS mengeluarkan 16 visa untuk adopsi dari China mulai Oktober 2022 hingga September 2023, yang pertama dalam lebih dari dua tahun, kata laporan Departemen Luar Negeri AS itu. Tidak jelas apakah ada visa adopsi lagi yang dikeluarkan setelah itu.
Pengumuman Beijing ini dibuat menyusul tren penurunan angka kelahiran di negara tersebut. Jumlah bayi baru lahir turun menjadi 9,02 juta pada tahun 2023, sementara populasi keseluruhan menurun untuk tahun kedua berturut-turut.*