Hidayatullah.com—Beberapa negara Arab menyambut baik perubahan baru di Suriah dan penggulingan Rezim Bashar al-Assad, menyerukan persatuan, dan memastikan stabilitas, pembangunan, dan mencegah situasi negara itu dalam kekacauan.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi hari Ahad mengatakan bahwa mereka “memantau perkembangan pesat di negara Suriah dan menyatakan kepuasannya dengan langkah-langkah positif yang diambil untuk memastikan keselamatan rakyat Suriah, mencegah pertumpahan darah, dan menjaga lembaga dan sumber daya negara Suriah.”
Arab Saudi hari Ahad (8/12/2024) menyatakan kepuasannya atas “langkah-langkah positif” yang diambil untuk menjamin keselamatan rakyat Suriah, mencegah pertumpahan darah, dan melindungi lembaga-lembaga negara, seraya menyerukan komunitas internasional untuk membantu negara tersebut, ujar diplomat senior ini.
Arab Saudi meminta masyarakat internasional “untuk mendukung rakyat Suriah dan bekerja sama dengan mereka dalam semua hal yang melayani Suriah dan memenuhi aspirasi rakyatnya sambil menahan diri untuk tidak mencampuri urusan internalnya.”
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan bahwa pihaknya “memantau perkembangan pesat di negara sahabat, Suriah dan menyatakan kepuasannya atas langkah-langkah positif yang diambil untuk menjamin keselamatan rakyat Suriah, mencegah pertumpahan darah, dan melindungi lembaga-lembaga serta sumber daya negara Suriah.”
Arab Saudi juga menyerukan “upaya bersama untuk menjaga kesatuan Suriah dan kohesi rakyatnya, melindungi negara tersebut dari kekacauan dan perpecahan.”
Di Qatar, Kementerian Luar Negeri mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa Doha “memantau dengan saksama perkembangan di Suriah” dan menggarisbawahi “perlunya menjaga lembaga nasional dan persatuan negara untuk mencegah negara tersebut terjerumus ke dalam kekacauan.”
Qatar menegaskan kembali pendiriannya untuk mengakhiri krisis Suriah sesuai dengan legitimasi internasional dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254, dengan cara yang “melayani kepentingan rakyat Suriah dan menjaga persatuan, kedaulatan, dan kemerdekaan negara mereka.”
Kementerian Luar Negeri Bahrain juga mengeluarkan pernyataan, yang menyatakan bahwa Manama mengikuti dengan saksama perkembangan pesat di Suriah, “menekankan komitmennya terhadap keamanan, stabilitas, kedaulatan, dan integritas teritorial Suriah.”
Kementerian Luar Negeri Mesir menyerukan kepada “semua pihak dan komponen penduduk Suriah untuk memprioritaskan kepentingan tertinggi bangsa dan kesejahteraan warganya sambil memastikan pelestarian lembaga publik dan perlindungan infrastruktur vital dan ekonomi.”
Mesir mengatakan bahwa pemerintah Kairo “mengikuti dengan penuh minat perubahan yang disaksikan di Suriah” dan menegaskan kembali dukungannya terhadap kedaulatan Suriah, integritas teritorial, dan persatuan rakyatnya.
Kementerian Luar Negeri Mesir menyerukan kepada “semua pihak Suriah, terlepas dari orientasi mereka, untuk melestarikan sumber daya negara dan lembaga nasional, memprioritaskan kepentingan nasional, menyatukan tujuan dan prioritas, dan memulai proses politik yang komprehensif untuk membangun fase baru konsensus dan perdamaian internal, memulihkan posisi regional dan internasional Suriah.”
Di Yordania, Raja Abdullah II mengatakan negaranya “berdiri bersama rakyat Suriah dan menghormati keinginan dan pilihan mereka,” menurut pernyataan dari Pengadilan Kerajaan.
Raja Abdullah menekankan selama pertemuan Dewan Keamanan Nasional “perlunya menjaga keamanan Suriah dan keselamatan serta pencapaian warganya dan untuk bekerja segera guna memastikan stabilitas dan menghindari konflik apa pun yang dapat menyebabkan kekacauan.”
Ia menambahkan bahwa “Yordania selalu mendukung saudara-saudarinya di Suriah sejak awal krisis, menyambut para pengungsi Suriah selama dekade terakhir dan menyediakan mereka pendidikan, perawatan kesehatan, dan layanan lainnya, layanan yang sama yang diberikan kepada warga Yordania.”
Sementara itu, Dewan Kepemimpinan Presiden di Yaman mengucapkan selamat kepada rakyat Suriah atas jatuhnya Bashar al-Assad.
Yaman menegaskan kembali posisinya, mendukung integritas teritorial Suriah, menghormati kemerdekaannya dan keinginan rakyat Suriah untuk kebebasan, perubahan, perdamaian, keamanan, dan stabilitas.
Di Iraq, juru bicara pemerintah Basim al-Awadi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Irak “mengikuti perkembangan di Suriah dan terus melakukan kontak internasional dengan negara-negara yang bersaudara dan bersahabat untuk mendorong upaya menuju stabilitas, keamanan, ketertiban umum, dan perlindungan terhadap kehidupan dan harta benda rakyat Suriah.”
Iraq menekankan pentingnya untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri Suriah atau mendukung satu pihak daripada pihak lain, karena campur tangan seperti itu hanya akan menyebabkan lebih banyak konflik dan perpecahan.
Aljazair dalam sebuah pernyataan menyatakan dukungannya bagi rakyat Suriah, menekankan hubungan yang kuat antara rakyat Aljazair dan Suriah berdasarkan sejarah dan solidaritas bersama.
Aljazair menyerukan “dialog di antara semua lapisan rakyat Suriah, memprioritaskan kepentingan utama negara, menjaga sumber daya bangsa, dan membangun masa depan yang mengakomodasi semua orang di lembaga yang mencerminkan keinginan rakyat Suriah, bebas dari campur tangan asing.”
Diketahui, Presiden Suriah Bashar al-Assad melarikan diri ke luar negeri setelah kelompok pejuang oposisi menguasai ibu kota Damaskus pada Ahad pagi, menandai runtuhnya rezim Partai Baath yang telah berkuasa di Suriah sejak 1963.
Para pejuang pembebasan Suriah menyatakan berakhirnya Rezim Tiran Bashar al-Assad yang membentang lebih dari 50 tahun dan 13 tahun kekejaman yang membunuh penduduknya sendiri.
Sementara itu, Kepala Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), Rami Abdel Rahman, mengatakan kepada AFP bahwa Assad telah meninggalkan Suriah melalui bandara internasional Damaskus sebelum pasukan keamanan militer meninggalkan fasilitas tersebut.
Hal ini dikuatkan seorang sumber Kremlin mengatakan kepada kantor berita Rusia bahwa Assad dan keluarganya telah tiba di Moskow di mana mereka telah diberikan suaka dengan dalih “atas dasar kemanusiaan”.* aa