Hidayatullah.com– Pavel Durov, pendiri dan CEO aplikasi berbagi pesan Telegram kelahiran Rusia, hari Senin (17/3/2025) mengatakan sudah pulang kembali ke Dubai, Uni Emirat Arab.
Durov ditangkap di sebuah bandara dekat Paris bulan Agustus tahun, ditetapkan sebagai terperiksa dan dilarang meninggalkan Prancis.
Durov mengatakan dia berada di Prancis selama beberapa bulan “disebabkan adanya investigasi berkaitan dengan aktivitas kriminal di Telegram. Proses [penyelidikan] masih berlangsung, tapi senang sekali rasanya bisa pulang ke rumah.”
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para hakim penyidik karena memungkinkan ini terjadi, serta kepada para pengacara dan tim saya atas upaya tak kenal lelah mereka guna menunjukkan bahwa, dalam hal moderasi, kerja sama, dan memerangi kejahatan, selama bertahun-tahun Telegram tidak hanya memenuhi tetapi bahkan melebihi dari apa yang menjadi kewajiban hukumnya,” papar Durov, seperti dilansir Reuters.
Pada Agustus 2024, pemerintah Uni Emirat Arab dikabarkan mengontak pihak berwenang Prancis dalam upaya membebaskan Durov dari tahanan.
“UEA memprioritaskan kesejahteraan warganya, melindungi kepentingan mereka, dan memberi mereka bantuan sebagai prioritas utama,” kata seorang pejabat UEA kala itu.*