Hidayatullah.com–Salah satu orang terkaya di dunia yang juga salah seorang Pangeran Arab Saudi AlWalid bin Talal, telah membeli kepemilikan saham senilai US$300 juta di Twitter, layanan microblogging terpopuler saat ini.
Melalui perusahaan investasinya Kingdom Holding, pemegang saham di beberapa perusahaan terkemuka besar Eropa dan AS ini, ia sekarang memegang kepemilikan 3% di Twitter, yang senilai sekitar US$10 miliar.
“Investasi kami di Twitter menegaskan kembali kemampuan kita dalam mengidentifikasi peluang yang cocok untuk berinvestasi dalam menjanjikan, pertumbuhan tinggi bisnis dengan dampak global,” ujar Al Walid dikutip Arabnews, Senin, (19/12/2011).
Al Walid berpendidikan Barat, kadang-kadang disebut sebagai Warren Buffett Timur Tengah, adalah investor utama di perusahaan-perusahaan AS lainnya, khususnya dalam teknologi, media dan sektor keuangan.
Sebagai keponakan raja, Al Walid tercatat berada di daftar orang terkaya dunia dengan nangkring di posisi 26 daftar konglomerat dunia versi Forbes.
Al Walid seorang pengusaha muda yang bepengaruh kuat di media lewat investasinya di beberapa media dan hiburan di dunia, khususnya kawasan Arab. Seperti Saudi Research and Marketing Group (SRMG), di mana Kingdom Holding memegang sebanyak 29,9 persen. Penerbitan yang berada di bawah SRMG termasuk Asharq Al-Awsat, Al-Eqtisadiah, Arab News, Majalah Hia, Majalah Al-Majalla, Majalah Arrajol dan Majalah Sayidaty. Selanjutnya, entitas lain yang jatuh di bawah SRMG adalah Al-Khaleejiah Advertising dan Penerbit dan percetakan Al-Madina.
Dia juga pemegang saham terbesar kedua setelah keluarga Murdoch di Fox News pemilik News Corp, dan juga memiliki saham besar dalam Time Warner, Citigroup, General Motors dan Apple.
Al Walid tidak berinvestasi secara langsung di Twitter, melainkan membeli saham dari investor yang ada, menurut Majalah Fortune.
“Kami percaya bahwa media sosial secara fundamental akan mengubah lansekap industri media dalam beberapa tahun mendatang. Twitter akan menangkap peluang yang menguntungkan ini,” kata Ahmed Halawani, Direktur Eksekutif Kingdon Holding Ekuitas Swasta dan Investasi Internasional.
Sebelum investasi Pangeran Al Walid, Twitter sebenarnya telah memiliki pemegang saham konglomerat lainnya yaitu miliarder Rusia Yuri Milner pada awal tahun ini yang menggelontorkan dana US$800 juta melalui DST.
EMarketer memangkas estimasi untuk pendapatan iklan 2011 untuk Twitter menjadi US$139,5 juta dari US$150 juta pada September karena sejumlah layanan Twitter mulai lambat. Namun, untuk 2012, eMarketer menilai Twitter dapat meningkatkan pendapatan iklan sebesar 86%.
Evan Williams dan Biz Stone, dua pendiri Twitter, telah berkurang keterlibatan mereka di bawah Chief Executive Officer Dick Costolo, yang mengambil kendali perusahaan pada Oktober 2010.
Yang menarik, investasi Al Walid dilakukan setelah Twitter menjadi sarana bagi aktivis Arab dari Tunisia hingga Bahrain untuk mengkoordinasikan protes dan suara oposisi mereka kepada penguasa rezim-rezim otokratis.
Saat ini, menurut studi bulan lalu yang dirilis Semiocast perusahaan penelitian media sosial dari Prancis, bahasa Arab adalah bahasa yang sekarang paling cepat berkembang di Twitter.
Semiocast mencatat hingga kini tweet bahasa Arab baru 1% dari seluruh pesan Twitter, tetapi volume mereka telah melompat 22 kali selama setahun terakhir.
Walid bin Talal bin Abdul Aziz Al-Saud, yang juga masih keponakan Raja Abdullah dari Kerajaan Arab Saudi, dilansir Aljazeera merupakan orang terkaya nomor 26 di planet ini serta termasuk jajaran orang kaya nomor wahid di negerinya Arab Saudi.
Ia juga mengusai perusahaan informasi dan hiburan di kawasan Timur Tengah dengan bendera Rotana. 85% industri musik dan 45% industri film di bawah label Rotana.*