Hidayatullah.com–Musibah banjir bandang di Manado, Rabu (15/01/2014) masih menyiratkan kesedihan mendalam para ribuan pengungsi. Banyak pengungsi kehilangan rumah karena hanyut ataupun tertimpa material akibat arus banjir bandang. Hal itulah yang dialami oleh 60 KK Muslim yang mengungsi di Keluarahan Pal II, lingkunagn 4 Manado.
Hingga hari ini, mereka tidak bisa kembali ke rumah karena kondisinya yang sudah rusak berat dan sebagian hanyut terbawa arus.
Murdianto, koordinator lapangan relawan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) untuk Peduli Bencana Banjir Manado mengungkapkan sudah lima hari mereka berada di pengungsian.
Mantan Preman Menangis
Sementara itu Hari Sabtu (17/01/2014) pengungsi Muslim bergotong royong membersihkan Masjid Ashabul Kahfi yang tidak jauh dari pengungsian mereka.
Sebelumnya, akibat banjir bandang, masjid ini tertimbun lumpur setinggi 50 CM. Hingga menjelang Dhuhur pembersihan belum selesai dilakukan.
Para pengungsi mengambil sebagian lantai yang sudah dibersihkan untuk bisa dipakai shalat Dhuhur berjamaah pertama kali sejak banjir melanda.
“Banyak jamaah menangis haru, bahkan ada salah seorang mantan preman yang juga tidak bisa menahan tangisnya ikut sholat berjamaah,” ujar Murdianto yang juga da’i Hidayatullah yang rutin mengisi pengajian di masjid tersebut.
Menurut Murdianto, kondisi para pengungsi saat ini sangat memperihatinkan.
“Mereka menunggu bantuan karena mereka tidak bisa kembali ke rumahnya karena rusak berat dan ada beberapa rumah yang hanyut,” terangnya.
Selain itu, saat mengungsi mereka tidak sempat menyelematkan harta bendanya termasuk membawa pakaian ganti, jadi hanya pakaian yang ada dibadan saja yang mereka pakai.
“Ada pengungsi yang sampai dua hari tidak bisa ganti pakaian, walaupun sudah kotor karena lumpur, tapi mau gimana lagi karena tidak ada pakaian ganti,” ujar Murdianto.
Bagi para dermawan yang ingin membantu saudara kita yang tertimpa musibah ini bisa menyalurkan kepedulian melalui BCA – 553.0111.999 atau MANDIRI – 006.000.4955.658 a/n. Baitul Maal Hidayatullah.*/kiriman Abu Ilmia