Hidayatullah.com–Hari Selasa, 14 April 2015, Sekolah Pemikiran Islam (SPI) #IndonesiaTanpaJIL Bandung kembali melaksanakan agenda rutin perkuliahannya.
Kuliah yang dimulai pukul 18.30 WIB ini membahas tema “Sekularisme” dengan menghadirkan Akmal Sjafril, penulis buku Islam Liberal 101.
Dalam paparannya, Akmar mengatakan, akibat hadirnya sekularisme di Barat membuat agama Kristen ‘mati’.
“Kristen telah mati di Barat, sebab ia terpaksa mengikuti arus sekularisme. Kristen di Barat semakin tersekulerkan dan orang Kristen mengganggap bahwa sekularisme adalah konsekuensi dari ajaran Kristen,” ujar Akmal membuka materi kuliah dengan memaparkan sejarah sekularisme di Barat.
“Kekecewaan pada Gereja mengakibatkan munculnya doktrin Sola Scriptura, yaitu prinsip yang identik dengan Protestanisme. Bagi mereka, Bibel memegang otoritas utama, dan bukannya kaum agamawan. Dalam hal ini, Protestanisme identik dengan pemikiran liberal. Meski kemudian masyarakatnya maju dalam hal sains setelah melucuti otoritas Gereja, namun pada hakikatnya Kristen telah kalah,” ujarnya lagi.
Akmal kemudian membahas beberapa alasan mengapa Barat memilih sekuler.
“Pertama, karena problem sejarah Kristen. Sejarah Kristen sarat dengan kekerasan yang justru diinstruksikan oleh Gereja, belum lagi banyak penyimpangan oleh pemuka agamanya. Kedua, problem teks Bibel yang saling bertentangan, misalnya dalam hal silsilah Yesus. Bibel juga tidak mengajarkan moralitas yang baik, karena banyak kisah amoral di dalamnya. Ketiga, problem teologis dalam Kristen. Trinitas amat sulit dipahami dengan akal sehat. Aspek-aspek teologis dalam agama Kristen juga tidak lebih daripada hasil kesepakatan,” ungkap Akmal.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Sekularisme adalah ideologi yang lahir di Barat dan merupakan produk spesifik dari pengalaman masyarakat Barat. Sekularisme membawa dampak pemikiran yang sangat dahsyat kepada Barat sehingga Kristen tidak lagi mewarnai Barat, bahkan kini Kristen-lah yang ter-Barat-kan. Karena itu, Islam selamanya bertentangan dengan sekularisme,” pungkasnya di akhir perkuliahan.*/Ihsan Adzillah