Hidayatullah.com– Sejak Oktober 2015 hingga Desember 2017, program 30DWC (30 Day Writing Challenge) atau program 30 hari menulis telah terlaksana sebanyak 10 jilid.
Program tersebut digagas oleh Rezky Firmansyah sebagai pendiri program 30DWC.
Menurut Rezky, awal program menulis tersebut untuk dirinya sendiri.
“Awalnya saya menantang diri untuk menulis selama 30 hari tanpa henti, kemudian saya iseng lemparkan ide ke yang lain melalui medsos ternyata banyak yang merespons,” ujarnya.
Akhirnya, ia dapat menulis 127 hari tanpa henti.
Tercatat, lebih dari 700 alumni 30DWC yang bertebaran di penjuru Indonesia dan dunia.
Menurut Rezky, jumlah tersebut adalah sebuah peluang besar untuk konsisten dalam berkarya.
“Saya berpikir lebih jauh, 30DWC adalah jalan untuk berkarya dan menjadi jalan untuk memperluas sayap kebaikan,” ujar penulis yang telah menerbitkan 24 buku ini.
Oleh karena itu, pada tanggal 5 Januari 2018 ini, didirikan Writer Fighter (WiFi) Indonesia sebagai wadah dari alumni 30DWC, Kelas Cerpen (KECE), dan Kelas Artikel (KETIK) dari Inspirator Academy yang sudah tersebar di Indonesia dan luar negeri.
WiFi tersebut menjadi komunitas kebaikan bagi penulis-penulis Indonesia.
“Hari ini kita luncurkan WiFi Indonesia sebagai wadah untuk penulis-penulis Indonesia lebih banyak berkarya di tahuan 2018,” ujar Rezky.
Baca: Kembangkan Sayap, Komunitas PENA Gelar Silaturahim Perdana di Balikpapan
Suwito Fatah, Koordinator WiFi Indonesia menjelaskan, WiFi Indonesia pada tahun 2018 bertekad untuk menerbitkan buku antologi di setiap region.
“Saat ini sudah ada 13 WiFi region yang terdaftar dan akan menerbitkan buku-buku antologi untuk Indonesia,” ujar Wito.
Selain menerbitkan buku, WiFi Indonesia juga membuat program sosial yaitu berbagi buku atau training menulis kepada siswa-siswa SMP dan SMA di Indonesia.
“Kita akan membuat pelatihan menulis kepada siswa-siswa SMP dan SMA agar mereka memiliki semangat untuk menjadi penulis dan menerbitkan buku,” tambahnya.
“Dengan diluncurkan Writer Fighter (WiFi) Indonesia diharapkan sebagai wadah menulis buku untuk Indonesia,” kunci Rezky.* Kiriman Suwito
Baca: Ingin Membangun Bangsa, Komunitas PENA Santri Terbentuk